Lihat ke Halaman Asli

Putra Mario

Bukan Siapa-siapa

Hidup Berfondasikan Sabda Tuhan

Diperbarui: 5 Desember 2024   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhanlah gunung batuku (Dok. pribadi)

Kamis, 5 Desember 2024

Yes 26:1-6; Mat 7:21,24-27

Setiap bangunan, apa pun bentuknya, siapa pun arsiteknya, bagaimana pun model dan jenis bangunannya, selalu dibangun di atas fondasi. Fondasi adalah faktor penentu kuat atau tidaknya suatu bangunan. Suatu bangunan yang kokoh kuat berdiri tegak selalu memiliki fondasi yang kokoh.

Bacaan Injil hari ini menampilkan Sabda Yesus perihal membangun kehidupan yang baik di atas suatu fondasi yang kokoh. Yesus menjelaskan perumpamaan ini dengan maksud agar setiap orang memiliki suatu prinsip hidup yang mendalam, yakni kehidupan yang kokoh hanya dapat dibangun di atas kehendak Allah.

Terdapat beberapa hal yang hendak dijelaskan dalam tulisan ini. Pertama, fondasi yang benar adalah mendengar dan melaksanakan Sabda Tuhan. Yesus menjelaskan bahwa orang yang mendengar dan melaksanakan Sabda Tuhan adalah seperti orang bijaksana yang membangun rumah di atas batu. 

Saat badai datang, rumah itu tetap berdiri kokoh, karena fondasinya kuat. Sebaliknya, orang yang hanya mendengar tanpa melaksanakan Sabda Tuhan itu dalam kehidupan, sama artinya dengan orang bodoh yang membangun rumah di atas pasir, yang akan mudah runtuh ketika badai datang.

Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan yang baik tidak hanya dibangun dengan sekadar mengaku diri seorang yang punya agama, selalu berpakaian agama, agar dilihat orang, tetapi mesti melaksanakan Sabda Tuhan dalam kehidupan, membawa nilai-nilai Injil itu dalam kegiatan harian.

Sebab, kedua, Sabda Tuhan adalah fondasi yang tak tergoyahkan. Sabda Tuhan itu adalah Yesus Kristus, batu karang tempat kita berdiri. Di dalam Dia, kita menemukan keamanan, kekuatan, dan arah. Ketika kita menjadikan Yesus sebagai fondasi kehidupan kita, kita tidak lagi terombang-ambing oleh kekhawatiran dunia dalam bentuk badai kesulitan hidup, badai pencobaan, atau pun badai penderitaan.

Menjadikan Yesus, Sang Sabda Tuhan, sebagai fondasi hidup artinya menyerahkan seluruh aspek diri dan aspek hidup kita kepada-Nya. Kita diundang untuk hidup dalam penyerahan diri yang total kepada kehendak-Nya.

Namun, ketiga, Yesus dalam perumpamaan-Nya hari ini tidak menjanjikan rumah yang tidak terkena badai. Justru badai akan datang silih berganti dengan berbagai bentuknya. Dengan begitu, akan terlihat perbedaan antara orang yang hidup berdasarkan Sabda Tuhan dengan orang tidak hidup berdasarkan Sabda Tuhan. Perbedaan itu terlihat pada kekokohan dalam menghadapi badai kehidupan. Inilah alasan mengapa kita mesti terus hidup berkanjang dalam tangan Tuhan Yesus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline