Lihat ke Halaman Asli

Mario F. Cole Putra

Bukan Siapa-siapa

Remontada, Hattrick Benzema, dan Keberanian Ancelotti

Diperbarui: 12 Maret 2022   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerang Real Madrid, Karim Benzema, melakukan selebrasi, usai menjebol gawang PSG dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, 9 Maret 2022. (JAVIER SORIANO/AFP via kompas.com)

Real Madrid berhasil melaksanakan misi remontada alias balas dendam. Remontada atau balas dendam adalah satu istilah yang sangat lumrah dalam sepak bola, terlebih dalam kompetisi Liga Champions. 

Namun, istilah ini punya makna pahit bagi tim yang kalah dan manis bagi tim yang menang. Kali ini, dalam laga leg II Liga Champions antara Real Madrid vs PSG, Rabu (9/3) waktu Spanyol, remontada itu nyata terjadi di Santiago Bernabeu. 

Sungguh pahit bagi PSG karena kembali ter-remontada dan harus tersingkir secara dini dari Liga Champions. Sebaliknya, manis bagi Real Madrid karena misi remontada berhasil dilaksanakan dan boleh melanjutkan perjalanan ke babak selanjutnya.

Misi remontada Real Madrid tidak lepas dari peran seorang Karim Benzema. Pemain berpaspor Prancis ini hanya membutuhkan 17 menit untuk mencetak tiga gol ke gawang tim bertabur bintang-bintang berkelas PSG, yakni di menit 61', 76', dan 78'. 

Tiga gol ini pula yang membuatnya berhasil menjadi orang ketiga pencetak gol terbanyak untuk Real Madrid dengan 309 gol, melewati catatan apik legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano dengan 308 gol.

Harus diakui bahwa posisi Benzema sangat sentral. Perlahan tapi pasti, Benzema telah bergerak menjadi sosok sentral di Real Madrid. Dia telah mengubah dirinya menjadi senjata utama Real Madrid dalam urusan membobol gawang lawan.

Dan, pertandingan melawan PSG di leg II Liga Champions, menunjukkan bahwa dirinya adalah yang terbaik di depan gawang lawan. 

Pergerakannya tanpa bola, membantu pertahanan, mencari bola, mencari posisi, patut diancungi jempol. Banyak peluang tercipta dari kaki dan kepalanya.

Gol pertama menunjukkan bahwa Benzema adalah seorang yang ngotot. Dia mencari bola sembari menebar ancaman, termasuk terhadap kiper, sehingga Donarumma membuat blunder yang sangat buruk berujung gol.

Gol kedua menunjukkan bahwa Benzema adalah pemain yang mampu memposisikan diri untuk menciptakan peluang. Dia berdiri tanpa kawalan sebelum ketika Modric mengirim umpan nutmeg. Benzema langsung mengkonversi umpan itu menjadi gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline