Lihat ke Halaman Asli

Abi Wihan

Teacher

Kebaikan Tanpa Batas

Diperbarui: 4 Februari 2025   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

liputan6.com

KEBAIKAN TANPA BATAS

MEMBERI SESUAI KEMAMPUAN

Jangan memberi hanya sesuai dengan permintaan, tetapi berilah sesuai dengan kemampuan, karena apa yang kita berikan dengan tulus akan kembali dalam bentuk berkah yang berlipat.

Di dunia yang serba materialistis, terkadang kebaikan menjadi hal yang langka. Banyak orang memberi hanya ketika ada keuntungan yang didapat. Namun, ada pula mereka yang memberikan dengan hati yang tulus, tanpa pamrih, dan tanpa perhitungan. Kisah berikut mengajarkan kepada kita tentang makna memberi yang sesungguhnya---bukan sekadar memberi sesuai permintaan, tetapi memberi sesuai dengan kemampuan.

Kita sering kali terjebak dalam pola pikir transaksional, di mana kita hanya memberi karena berharap balasan. Padahal, sejatinya memberi adalah wujud dari empati dan keikhlasan. Dalam ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan, memberi dengan ketulusan akan membuka pintu rezeki yang lebih luas. Kisah seorang penjual beras dan wanita tua berikut menjadi pengingat bahwa memberi bukan hanya tentang seberapa besar yang kita keluarkan, tetapi bagaimana hati kita ikut terlibat dalam setiap pemberian.

Kisah Inspiratif

Di sebuah kota kecil, sebuah truk pengangkut beras baru saja tiba di salah satu toko grosir. Antrian pembeli pun mengular, masing-masing ingin mendapatkan jatah beras untuk kebutuhan rumah tangga mereka.

Di antara para pembeli, tampak seorang wanita tua dengan pakaian lusuh, menggenggam erat sebuah gelas plastik bekas air mineral. Tangannya bergetar ketika akhirnya tiba gilirannya di depan penjual beras.

"Pak, saya tidak punya uang untuk membeli beras. Bisakah Anda memberikan saya segelas saja?" katanya dengan suara lirih, namun penuh harap.

Penjual beras itu menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis. "Maaf, saya tidak bisa memberimu segelas beras."

Wanita tua itu menghela napas, bersiap pergi dengan langkah gontai. Namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, penjual beras itu memberi isyarat kepada pegawainya.

"Bawa sekarung beras dan antarkan ke rumah ibu ini," katanya tegas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline