Lihat ke Halaman Asli

Abi Wihan

Teacher

Tangisan Hujan untuk Kenangan yang Pergi

Diperbarui: 29 Desember 2024   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

liputan6.com

Hujan menari di altar langit kelam,

menenun rindu dengan benang muram.

Rintiknya adalah gemawan air mata,

meluruhkan elegi jiwa yang tak bernyawa.

Pada pelataran malam yang sunyi,

angin mengabarkan kisah purbani.

Namamu terukir di nadi angkasa,

namun terhapus oleh dingin yang tak berasa.

Rinai hujan, orkestrasi pilu,

melodi yang memahat waktu menjadi bisu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline