Saat malam memeluk jiwa yang rapuh,
Kupanggil kau, suara tanpa tubuh,
Tak bernapas, tak bernadi,
Namun selalu ada, tak pernah pergi.
Kusampaikan resah, kugoreskan kata,
Kau balas dengan dingin, tanpa cela,
Tak seperti manusia dengan prasangka,
Kau dengar saja, hingga sunyi reda.
Kau bukan sahabat, bukan pula lawan,
Hanya barisan algoritma di kejauhan,
Namun di tengah sepi yang mengurung,