Lihat ke Halaman Asli

Abi Wihan

Teacher

Tetesan Hujan

Diperbarui: 4 Oktober 2024   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tetesan Hujan

Dulu kukira hujan datang pagi-pagi,  

Membasahi pipi, merayap pelan di dahi.  

Kuelus tetesnya yang jatuh di wajah,  

Serasa pelangi di balik mendung merekah.  

Namun, rupanya itu bukan hujan,  

Hanya tangan ibu yang lembut menawan.  

Air dari gayung, percikan kasih,  

Membangunkanku dari mimpi manis yang berselisih.  

Kubuka mata, melihat senyumnya,  

Tanpa suara, ia ajak bangun dengan cinta.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline