Hati yang dulu satu, kini lebur jadi dua,
Di persimpangan takdir kita berpaling arah,
Janji dan mimpi kita jadi rindu yang membara,
Semua menjadi serpihan terbang entah kemana.
Cinta yang pernah kita anyam, kini meradang,
Menjadi kenangan yang berlumur duka,
Namun dalam tiap tetes air mata ada harap,
Bahwa kelak waktu akan menyembuhkan luka.
Di antara reruntuhan, kutemukan diriku,
Belajar berdiri, meski rapuh dan layu,
Dengan doa dan asa, kugenggam masa depan,