Pembelajaran Pemetaan Sumber Daya Berbasis Kekuatan dalam Pembelajaran PJOK
Oleh: Abi Wihan
Berpikir berbasis kekurangan/masalah (Deficit Based Thinking) dan berpikir berbasis aset/kekuatan (Asset Based Thinking) adalah dua pendekatan yang berbeda dalam memahami dan menangani situasi, terutama dalam konteks pendidikan
Defisit Based Thinking adalah pendekatan yang fokus pada identifikasi kelemahan, masalah, dan kekurangan yang ada dalam individu, kelompok, atau sistem. Pendekatan ini seringkali berorientasi pada perbaikan atau penyelesaian masalah yang ada dengan cara mengatasi kekurangan tersebut.
Asset Based Thinking adalah pendekatan yang fokus pada identifikasi dan pemanfaatan aset, kekuatan, dan potensi yang ada dalam individu, kelompok, atau sistem. Pendekatan ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan kekuatan yang sudah ada untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Pendekatan yang saya pilih dari kedua pendekatan tersebut adalah untuk diterapkan dalam pembelajaran PJOK adalah pendekatan berbasis kekuatan (asset-based). Alasan saya memilih pendekatan ini adalah karena saya percaya bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan potensi yang dapat dikembangkan, dan pendekatan berbasis kekuatan memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menggali dan memanfaatkan potensi ini.
Salah satu alasan utama mengapa saya memilih pendekatan berbasis kekuatan adalah karena pendekatan ini mendorong pengembangan diri yang holistik. Dalam pembelajaran PJOK, tidak hanya keterampilan fisik yang penting, tetapi juga keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.
Dengan mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan siswa dalam berbagai aspek, saya dapat membantu mereka mengembangkan diri secara menyeluruh, bukan hanya dalam hal kebugaran fisik tetapi juga dalam hal kepemimpinan, kerja tim, dan resolusi konflik.
Selain itu, pendekatan berbasis kekuatan juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan inklusif. Ketika siswa merasa diakui dan dihargai atas kekuatan mereka, mereka cenderung merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar. Ini membantu menciptakan siklus positif di mana siswa merasa termotivasi untuk terus meningkatkan diri mereka sendiri, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
Pendekatan berbasis aset/kekuatan dalam pembelajaran PJOK memiliki manfaat yang signifikan bagi siswa dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Dengan fokus pada kekuatan dan potensi siswa, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri siswa, tetapi juga memfasilitasi pengembangan keterampilan dan kerja tim yang penting dalam pembelajaran PJOK. Oleh karena itu, saya sangat percaya bahwa pendekatan ini adalah pendekatan yang paling efektif dan bermanfaat dalam menerapkan pembelajaran PJOK.
Pembelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) memerlukan dukungan sumber daya yang memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Secara keseluruhan, sumber daya sekolah yang ada telah digunakan dengan cukup efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran PJOK.