Lihat ke Halaman Asli

Abi Wihan

Teacher

Pengalaman Mendaftar Program PKG PJOK, Motivasi Diri Melawan Rasa Enggan

Diperbarui: 4 Juni 2024   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: Modul Pelatihan PKG-PJOK

Pengalaman Mendaftar PKG PJOK, Motivasi Diri Melawan Rasa Enggan 

Oleh: Abi Wihan

Ketika pendaftaran Program PKG Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dibuka, perasaan campur aduk menguasai pikiran saya. Ada rasa ingin tahu yang besar tentang program ini, tetapi di sisi lain, ada juga rasa enggan yang tak bisa diabaikan. Informasi yang saya baca menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi PJOK ini berlangsung selama tiga bulan penuh. Hal ini membuat saya merasa ragu untuk ikut mendaftar.

Rasa enggan tersebut didorong oleh beberapa hal. Pertama, durasi pelatihan yang cukup lama. Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat, terutama dengan berbagai tanggung jawab yang harus saya jalankan sebagai seorang pendidik dan individu dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, ketidakpastian mengenai hasil dari usaha yang akan saya curahkan dalam mengikuti program ini. Namun, di balik semua keraguan itu, ada kekuatan lain yang mendorong saya untuk mengambil langkah ini.

Keinginan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi diri sebagai pendidik terus menggelayuti pikiran saya. Saya sadar bahwa untuk menjadi pendidik yang lebih baik dan mampu memberikan dampak positif kepada peserta didik, saya harus terus belajar dan berkembang. Motivasi inilah yang membuat saya akhirnya memaksakan diri untuk mendaftar, meskipun pada awalnya tanpa antusiasme yang besar.

Proses pendaftaran tidaklah mudah bagi saya. Mengisi CV, melengkapi dokumen, dan memenuhi berbagai persyaratan lainnya yaitu menyelesaikan topik di Platform Merdeka Mengajar (PMM) serta Refleksi, membuat saya uring-uringan. 

Saat melengkapi persyaratan tersebut tanpa ada keseriusan dan saya menyelesaikan kelengkapan tersebut dalam waktu yang lama dengan menunda-nunda yang sebenarnya tidak butuh lama untuk menyelesaikannya, tidak seperti saat mendaftar pada program guru penggerak dengan semangat dan antusias tinggi. 

Saya tidak berharap banyak untuk lulus seleksi, bahkan sempat berpikir bahwa kemungkinan besar saya tidak akan diterima. Namun, saya tetap menjalani proses ini dengan niat yang tulus, meskipun tidak dengan harapan yang tinggi.

Hari pengumuman tiba, dan saya membuka hasil seleksi dengan perasaan campur aduk. Tak disangka, nama saya tertera di antara peserta lain yang lulus seleksi. Perasaan tidak percaya bercampur dengan kegembiraan yang meluap-luap. Ternyata, usaha dan niat tulus saya untuk belajar tidak sia-sia. Lulus seleksi ini adalah langkah awal untuk perjalanan pengembangan diri yang lebih panjang.

Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal. Pertama, keraguan dan ketidakpastian adalah hal yang wajar ketika menghadapi sesuatu yang baru dan menantang. Kedua, motivasi untuk belajar dan berkembang bisa menjadi pendorong yang kuat untuk melangkah maju, meskipun rasa enggan dan ketidakpastian kerap menghantui. Ketiga, hasil yang tidak terduga bisa menjadi penyemangat dan bukti bahwa usaha yang tulus akan membuahkan hasil.

Sebenarnya Program PKG PJOK itu apa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline