Lihat ke Halaman Asli

Menghapus Patologi Birokrasi untuk Birokrasi yang Efisien dan Responsif

Diperbarui: 27 Oktober 2024   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Patologi birokrasi adalah masalah mendasar yang sering kali menghambat tujuan besar dari birokrasi itu sendiri, yaitu memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana sistem birokrasi kita berjalan tidak sesuai dengan fungsi idealnya.

 Tanda-tandanya mulai dari lambannya pelayanan publik, regulasi yang kaku, hingga maraknya praktik korupsi dan nepotisme. Kondisi ini memperlihatkan adanya penyimpangan di berbagai lapisan birokrasi yang tidak hanya merusak citra pemerintahan saja tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi.

Faktor faktor yang sering memicu terjadinya patologi ini adalah dominasi kepentingan pribadi di atas kepentingan publik. Ini tampak pada kasus-kasus di mana promosi atau jabatan diberikan berdasarkan kedekatan pribadi, bukan kompetensi. Dimana fenomena ini menunjukkan bahwa birokrasi kita cenderung lebih memperhatikan hierarki daripada hasil kerja dan kepentingan masyarakat. Akibatnya, pelayanan publik yang seharusnya menjadi prioritas utama justru menjadi tertinggal.

 Untuk mengatasinya, dibutuhkan reformasi birokrasi yang menyeluruh dan konsisten. Pemerintah saat ini perlu melakukan perubahan pada budaya kerja birokrasi, mengurangi regulasi yang berlebihan, dan meningkatkan transparansi dalam berbagai aspek, termasuk promosi jabatan dan proses pengambilan keputusan. Selain itu, sistem pengawasan dan evaluasi yang ketat juga sangat diperlukan agar setiap kebijakan dan pelayanan yang diberikan dapat diukur dengan jelas. 

Di tengah tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan publik yang berkualitas, birokrasi yang efisien, adaptif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang harus menjadi prioritas. Sudah saatnya pemerintah yang terpilih saat ini menciptakan tata kelola birokrasi yang baik sesuai prinsip good governance yang sebenarnya: melayani, bukan dilayani. Jika reformasi ini bisa dijalankan dengan serius dan konsisten, maka kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah akan dapat dipulihkan, dan kita semua dapat berharap pada birokrasi yang lebih baik untuk masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline