Saat fajar di ufuk perlahan semburatkan cahaya keemasannya,
Biarkan embun-embun bening berjatuhan dengan riangnya dari pelepah dedaunan.
Tatkala kabut-kabut hitam sudah bergerombolan di atas langit,
Biarkan bulir-bulir hujan berhamburan mengguyuri bumi.
Dan ketika di lorong jiwaku hanya ada seberkas senyum tipismu,
Izinkan aku tetap melantunkan melodi-melodi rindu kepadamu.
Engkau adalah setangkai senja kecilku,
Yang selalu merona di temaram hatiku,
Selalu rindu untuk kusentuh dan kutimang.
Biarkanlah kurengkuh sendiri semua beban hidup,
Sebab, mahligai sukacitaku tersusun dari setiap raut wajah ceriamu.
Janganlah engkau gundah gulana, apalagi berkabung pelipur lara,
Bagimu cukuplah kebahagiaan semata.
Manakala takdirku hanyalah mencintaimu,
Satukanlah ujud; setia sampai maut memisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H