Setelah gagal juara musim lalu, akhirnya Jorge 'Martinator' Martin berhasil mewujudkan impiannya untuk menjadi juara dunia MotoGP musim ini. Dan keberhasilannya menjadi juara begitu spesial, karena ditentukan pada balapan terakhir yang diselenggarakan di Sirkuit Catalunya, Barcelona.
Meski finish di posisi ketiga, namun Martin unggul 10 poin dari Pecco Bagnaia. Meski juaranya ditentukan di balapan terakhir, namun jalannya balapan terakhir tersebut tidak berjalan begitu sengit karena semua rider saling 'bermain aman'.
Rider pertama & terakhir dari tim Ducati Pramac Racing yang menjuarai MotoGP
Saya tidak akan menceritakan jalannya balapan terakhir tadi malam, karena begitu membosankan dan saling 'bermain aman' untuk menjaga dan mempertahankan posisi di klasemen. Hanya Aleix Espargaro & Alex Marquez yang beberapa kali menyajikan overtake paling seru, namun hanya bertahan beberapa lap saja, terlebih kedua rider ini bertugas 'membantu' Jorge Martin juara dunia MotoGP.
Kembali ke subjudul. Jorge Martin bukan sekedar meraih juara dunia MotoGP untuk pertama kalinya, namun juga menjadi rider pertama sekaligus terakhir dari tim Ducati Pramac yang menjuarai MotoGP sepanjang sejarah. Itu karena di musim depan, yaotu MotoGP 2025 Jorge 'Martinator' Martin akan berpindah ke Aprilia Racing. Sementara Pramac akan beralih ke tim Yamaha. Jadi, intinya mulai musim depan Pramac bukan lagi milik Ducati.
Menarik juga untuk ditunggu, apakah musim depan Jorge Martin akan kembali berjaya bersama tim Aprilia, atau justru malah harus beradaptasi dan memulai proses demi proses. Karena tentu musim depan sepertinya persaingan beberapa rider untuk menjadi juara akan semakin ketat.
Jalan terjal Martin dalam perjuangannya meraih gelar juara dunia
Perjuangan Jorge Martin dalam meraih gelar juara dunia MotoGP untuk pertama kalinya di musim ini bagaikan 'roller-coaster'. Di balapan pertama hingga pertengahan musim, Martin berhasil menduduki puncak klasemen dan unggul jauh dari Pecco Bagnaia.
Namun, memasuki seri balapan di bulan Agustus hingga September, Martin mulai agak sedikit 'goyah' dengan beberapa kali terjatuh dan gagal finish 4 besar hingga jarak poinnya dengan Pecco menipis. Bahkan, posisi puncak klasemen sempat direbut oleh Pecco 2 kali, tapi berhasil diambil alih oleh Martin kembali. Hingga akhirnya Martin mulai bangkit dan konsisten di beberapa seri balapan dan mulai berusaha memperlebar jarak poin.