Bukit Cinta, Destinasi Wisata Legendaris yang Semakin Indah dan Cantik

Adakah dari kalian yang pernah berkunjung atau sekedar melewati Danau Rawa Pening? Jika sudah, kalian pasti tahu tentang legenda dari danau tersebut. Ya, danau yang terbentuk dari sebuah kisah legenda Baru Klinthing ini adalah danau yang sangat luas dan terbesar se Kabupaten Semarang. Untuk melihat luasnya danau Rawa Pening ini, kalian bisa berhenti sejenak di jalanan atau juga bisa berkunjung ke beberapa destinasi wisata yang khusus untuk memandang luasnya Rawa Pening dari kejauhan. Ya, ada beberapa destinasi wiata yang menyediakan gardu pandang atau tempat khusus untuk melihat keindahan dan luasnya Rawa Pening. Salah satu destinasi tersebut adalah Bukit Cinta, Ambarawa. Destinasi wisata yang sangat legendaris ini bisa menjadi salah satu tempat untuk memanjakan diri sembari melihat dan menyusuri keindahan dan luasnya Rawa Pening.

Danau Rawa Pening dengan pemandangan gunung di sekitarnya. Sumber: istockphoto (Noor Wahid)

Sejarah dan profil singkat

Dokumentasi pribadi

Bukit Cinta berlokasi di Kebondowo, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Bukit Cinta ini sudah ada sejak tahun 1983, namun masih dalam bentuk gardu. Seiring dengan berkembangnya waktu, Bukit Cinta bertransformasi menjadi destinasi wisata yang dibuka untuk umum, dan ditahun 2016 Bukit Cinta berubah total dengan wajah yang baru dan memiliki banyak fasilitas serta beberapa spot foto menarik di setiap sudutnya. Setelah direnovasi, Bukit Cinta menjadi semakin cantik dan megah dengan nuansa kekinian dan ramah untuk generasi muda. Namun jika kalian datang kesini, diharapkan jangan membawa pasangan ya. Karena mitos yang ada dalam destinasi wisata ini masih dipercaya, yaitu apabila kalian membawa pasangan dan belum menikah, maka hubungan kalian tidak akan baik-baik saja bahkan berakhir dengan putus. Jadi, alangkah baiknya kalian datang sendiri atau lebih baik jomblo saat datang ke Bukit Cinta. Hehehe.

Daya Tarik dan Beberapa Fasilitas Lainnya

Dokumentasi Pribadi.

Daya tarik dari Bukit Cinta ini sagatlah membuat para wisatawan lokal benar-benar kagum dan terpesona. Begitu masuk dari setelah membayar tiket masuk, kalian akan disuguhkan dengan luasnya Rawa Pening dengan pemandangan gunung serta perau-perahu kecil yang ada di sekitarnya. Waktu terbaik untuk mengunjungi Bukit Cinta ya memang di saat pagi hari dan cuaca yang cerah. Karena ketika cuaca cerah, Rawa Pening akan terlihat begitu indah dan cantik. Jika kalian lelah berjalan, jangan khawatir. Disediakan tempat duduk dan gazebo yang terdapat di setiap sudut objek wisata Bukit Cinta. Jadi, kalian bisa bersantai ria sembari menikmati indahnya Rawa Pening. Jika kalian ingin menyusuri danau Rawa Pening, pihak pengelola wisata juga menyediakan speedboat khusus untuk kalian yang ingin menyusuri Rawa Pening. Satu orang per speedboat dihargai Rp. 120.000 per satu putaran. Jika kalian hobi berfoto dan mencari spot-spot terbaik, ada beberapa spot yang cocok untuk kalian berfoto. Salah satunya adalah Gembok Cinta. Dinamakan Gebok Cinta karena desainnya berbentuk hati (Cinta) yang digembok. Kalian cukup berfoto didepan tulisan tersebut tanpa harus membayar alias gratis. Hehehe. Jika kalian merasa haus dan lapar, jangan khawatir. Ada beberapa warung makan dan juga stand minuman yang tersedia di bagian depan setelah pintu masuk, di bagian tengah, dan pintu menuju keluar Bukit Cinta. Harganya sangat terjangkau dan bisa membuat kalian puas. 

Dokumentasi Pribadi.

Beberapa perahu kecil (speedboat) di Bukit Cinta. Sumber: Istockphoto (HildaWeges)

Harga Tiket Masuk & Jam Operasional

Dokumentasi Pribadi.

Harga tiket masuk di Bukti Cinta adalah Rp 15.00o per orang. Jika kalian hendak memasuki objek wisata, kalian harus bersabar karena masuknya setelah tiket kalian di scan oleh petugas tiket. Bukit Cinta buka dari jam 07.00 hingga  jam 17.00. Jadi, pastikan jika ingin mendapatkan view terbaik dari Bukit Cinta ini adalah pagi, siang atau menjelang sore. Fasilitas lainnya yang tersedia di Bukit Cinta adalah Toilet, Jembatan Kayu, area parkir yang luas, wahana foto, dan mushola.