Tahun 2021, dunai sepakbola, khususnya Eropa dikejutkan dengan usulan mengenai diadakannya European Super League (ESL). Usulan tersebut digagas oleh presiden Real Madrid, Florentino Perez. Dan di tahun tersebut ada beberapa klub yang juga sempat tertarik untuk bergabung ke ESL, seperti Barcelona, Chelsea, Manchester United, hingga Inter Milan. Namun, karena adanya protes besar-besaran dari para suporter akhirnya proyek ESL tersebut batal digelar. Namun di tahun 2023 ini, ESL kembali lagi didengungkan oleh Perez dan Joan Laporta, untuk meningkatkan kualitas beberapa Liga Eropa dan juga hak siar.
Dan sebenarnya ESL ini merupakan kesempatan penting bagi Barcelona, yang sedang dirundung krisis keuangan dan yang terbaru adalah krisis air bersih. Tentunya jika proyek ESL ini jadi untuk digulirkan, akan membawa keuntungan besar bagi Barcelona dan presiden mereka, Joan Laporta. Namun, berbeda dengan 2 tahun yang lalu, semua klub di Liga Eropa menolak untuk bergabung ke ESL.
Hanya Barcelona dan Real Madrid saja yang bergabung. Namun presiden UEFA, Ceferin menyatakan bahwa UEFA dan FIFA tidak akan menghentikan proyek tersebut dan menyetujui liga ini, meskipun hanya diikuti oleh 2 tim. Tapi jika ESL seandainya benar-benar jadi terlaksana, akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi tatanan sepakbola, khususnya sepakbola Eropa. Dan berikut beberapa dampak negatif ESL jika jadi terlaksana.
1. Kacaunya jadwal pertandingan di semua kompetisi
Jika ESL jadi bergulir, maka tatanan sepakbola Eropa akan sangat berantakan dan kacau balau. Terutama jadwal pertandingan semua kompetisi. Saat UEFA Nations League menjadi tambahan kompetisi ditengah-tengah berjalannya liga-liga domestik serta turnamen domestik, banyak yang mengeluhkan dengan padatnya jadwal pertandingan yang harus dijalani. Belum lagi jeda Internasional yang selalu diadakan tiap 3 minggu sekali, baik itujeda Internasional untuk pertandingan persahabatan maupun pertandingan kualifikasi. Dan jika ESL bergulir, maka akan sulit bagi setiap tim dan management tim untuk mnegatur persiapan dan mengatur waktu untuk latihan dan juga kesulitan dalam merotasi pemain. Ini juga akan berdampak pula dengan kesehatan mental para pemain.
2. Akan banyak pemain yang cidera dan kolaps
Jika proyek ESL terlaksana, maka juga akan mempengaruhi mentalitas dan kesehatan para pemain. Jadwal yang sangat padat saja sudah banyak pemain yang cidera, apalagi jika nantinya ESL benar-benar jadi bergulir. Pasti akan ada banyak pemain yang tidak hanya cedera, emalinkan juga kolaps saat sedang bertanding. Pasti semua penggemar sepakbola ingat dengan kejaidan saat Cristian Eriksen kolaps di Euro 2020 lalu, saat Denmark menjamu Finlandia. Untung saja Eriksen masih bisa diselamatkan, walaupun sempat dinyatakan bahwa dia tidak akan bisa lagi bermain sepakbola. Seharusnya kejadian ini bisa membuat UEFA dan FIFA membuka mata lebar-lebar, bahwa kesehatan serta mentalitas pemain sangatlah penting untuk diperhatikan.
3. Sepakbola Eropa akan menjadi rusak dan tidak menarik lagi