MotoGP musim 2023 resmi berakhir, dan Francesco Bagnaia berhasil keluar sebagai juara dunia sekaligus menjadi gelar kedua bagi 'Pecco'. Namun ini juga merupakan akhir musim yang tragis bagi Jorge 'Martinator' Martin yang juga berpeluang juara di akhir musim kemarin.
Jarak poin Pecco dan Martin sebenarnya hanya terpaut 14 poin sebelum race terakhir dimainkan, dan banyak yang menjagokan Martinator menjadi juara baru MotoGP sebenarnya, dengan syarat Martin harus memenagkan pertandingan asalkan Bagnaia tidak finish di top 5.
Namun, takdir berkata lain. Martin harus merelakan kesempatan juara setelah terjatuh dan bertabrakan dengan Marc Marquez saat masih menyisakan 22 lap.
Tentunya, dengan kejadian tersebut, Bagnaia lah yang keluar sebagai juara karena poinnya sudah tidak bisa terkejar lagi. Sungguh sebiah kesempatan yang disia-siakan oleh Martin, dan harus mengalami nasib yang sangat tragis di akhir race MotoGP musim ini.
Gelar kedua bagi Pecco dan mematahkan kutukan nomor 1
Keberhasilan Francesco 'Pecco' Bagnaia meraih gelar juara dunia MotoGP untuk kali kedua merupakan raihan yang sangat fantastis bagi Pecco dan tim Ducati Lenovo. Ini juga merupakan kebangkitan dari tim Ducati setelah 10 tahun tidak merasakan gelar juara.
Gelar juara ini terasa sangat istimewa bagi Pecco juga karena berhasil mematahkan kutukan nomor punggung 1, nomor yang dipakai Pecco di musim 2023 setelah sebelumnya memakai nomor 63.
Berdasarkan Motorsport.com, rider yang menggunakan nomor 1 di motornya akan mengalami nasib sial dan tidak akan bisa mempertahankan gelar juara MotoGP.
Sebagai contoh, Wayne Rainey yang berhasil menjuarai MotoGP ditahun 1990 hingga 1992. Dan di musim tahun 1993, dia mengganti nomornya dari 2 ke 1.
Sontak, nasib sial menghampiri Rainey dan mengalami cedera tulang punggung saat terjatuh di Sirkuit Misano. Dia gagal juara dan gelar musim 1993 jatuh ke tangan Kevin Schwantz.