Lihat ke Halaman Asli

Mario Amarya

Freelance

16 Tahun Menjadi Pendukung Setia Timnas Argentina...

Diperbarui: 2 November 2023   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Argentina. Sumber: getty images (Eurasia Sport Images)

Sepakbola adalah salah satu olahraga terbaik di dunia dan yang paling banyak penggemarnya. Tak hanya itu saja, sepakbola sekarang juga menjadi tontonan favorit yang seru dan menghibur. 

Ada orang yang selain menjadi penggemar juga bisa bisa bermain sepakbola, ada pula yang hanya menjadi penggemar sepakbola tapi tidak bisa bermain sepakbola, hanya sekedar menjadi penonton saja. Dan saya termasuk dalam penggemar sepakbola yang tidak bisa bermain sepakbola. Hehehe. 

Saya baru menyukai sepakbola dan menonton sepakbola saat usia saya 11 tahun, tepatnya tahun 2007. Dan pertandingan pertama yang saya tonton di TV adalah PSIS vs Persija, yang saat itu liganya masih bernama Liga Djarum. 

Saat itu pula, saya masih belum mengerti sepenuhnya tentang dunia sepakbola, baik dari permainan, transfer pemain, klub-klub kenamaan, dan istilah-istilah sepakbola lainnya. Di tahun yang sama pula, liga Internasional yang pertama kali saya tonton adalah  La Liga yang saat itu disiarkan di RCTI. Kebetulan, yang saya tonton adalah Barcelona vs Valencia. 

Saat itu, saya masih belum tahu siapa itu Lionel Messi. padahal di tahun 2007 Messi memang sudah berada di Barcelona. Dan yang pertama kali saya lihat adalah Ronaldinho. Kemudian di tahun yang sama, ada kompetisi bernama Copa America. Dan di turnamen inilah saya mulai jatuh cinta dan ngefans dengan salah satu timnas terbaik di dunia: Argentina. Di tahun 2007, Argentina masih diperkuat oleh Riquelme, Zanetti, Walter Samuel, Maxi Rodriguez, Carlos Tevez, dan tentunya Lionel Messi. 

Saat itu, usia Messi baru 20 tahun. Saya mengikuti timnas Argentina dan kebetulan saat itu Argentina berhasil melaju ke babak final. Sayangnya, saya saat itu terlambat menonton laga final itu dan tiba-tiba saat saya menghidupkan TV skor sudah 3-0 untuk Brazil yang saat itu jadi lawan Argentina. Dan Argentina harus puas jadi runner-up kala itu. Padahal Argentina belum sekalipun menelan kekalahan saat dari fase grup dan kala itu dihuni pemain-pemain hebat. Tapi, walaupun kalah, saya tetap jatuh hati pada Argentina mulai saat itu.

Ya, sejak saat itu di tahun 2007 saya mulai menjadi pendukung setia timnas Argentina sampai saat ini. Tepatnya, 16 tahun saya menjadi penggemar Lionel Messi dkk. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa saya sangat menyukai timnas Argentina? Jawabannya adalah, karena timnas Argentina memperlihatkan dan mencontohkan sepakbola yang indah dan mengagumkan. Baik dari segi permainan, pertahanan, dan daya juang serta serangan, mereka selalu mengorganisir dengan sangat baik. 

Ketika ada pemain yang mencetak gol, mereka merayakan bersama. Dan ketika selesai mencetak 1 gol, mereka tidak bernafsu untuk terus menyerang tapi mereka mengutamakan bertahan terlebih dahulu. Permainan umpan mengumpan mereka juga sangat baik dan cantik sekali. Itulah mengapa saya menyukai timnas Argentina, karena gaya bermainnya yang sangat apik dan mempertontonkan indahnya sepakbola. Meskipun kadang mereka kalah, tapi setidaknya ada perjuangan dan perlawanan yang gigih. Memang Argentina 3 kali mearih gelar juara dunia dengan rentang waktu yang lama. 

Dan sebenarnya ada beberapa kesempatan untuk menambah koleksi gelar, namun faktornya ada 2 menurut saya: keberuntungan dan faktor pelatih. Terutama faktor pelatih. Pelatih yang bisa membuat sebuah tim meraih gelar juara itu tentunya bukan pelatih yang sembarangan. Pelatih itu harus memiliki kejelian dan kecerdasan dalam memilih pemain, harus memiliki mental baja dan mental juara, dan juga memiliki pengalaman yang profesional. Itu yang sebenarnya dibutuhkan oleh Argentina. Jika banyak pemain yang bagus, tapi pelatihnya tidak mendukung, jangan harap bisa juara. 

3 pelatih yang membawa Argentina jurdun : Cesar Menotti (1978), Carlos Bilardo (1986), & Lionel Scaloni (2022). Sumber: getty images & photojoiner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline