Sehat dengan Masker??
Mario Wira Surbakti
Hari-hari ini kasus positif covid-19 sudah mulai mereda dan kasus positif berkurang setiap harinya. Kasus posistif di Indonesia per tanggal 22 Februari adalah 212 kasus. Walaupun demikian protokol tetap dilaksanakan oleh setiap orang karena kesadaran yang sudah mulai muncul untuk menjaga diri dari penyakit-penyakit seperti batuk, pilek dan lainlain. Pemerintah saat ini memang sudah melonggarkan protokol, akan tetapi beberapa bidang ada yang masih menggunakan protokol demi kenyamanan dan keselamatan bersama.
Masker, benda yang dipakai masyarakat di sekitar wajah, dan marak sekitaran 4 bulan ini, bahkan semua orang yang ada diluar rumah pasti menggunakan masker; mau saat bekerja , liburan dan lain --lain. Sebuah benda yang sekarang ini berharga dan sebagai benda yang dapat melindungi raga dari gempuran pandemi covid -19 yang melanda dunia sekarang ini.
Masker yang sering kita pakai saat diluar rumah atau saat bertemu orang dapat melindungi kita agar virus covid-19 tidak mudah masuk ke organ tubuh yang dapat masuk lewat mulut. Juga ditambah standar -- standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan dinas kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menerapkan social distancing, tidak menyentuh wajah,menerapkan etika batuk dan bersin, dan lain -- lain.
Tapi apa jadinya kalau masker yang menjadi " malaikat " sekarang ini , digunakan untuk berolahraga. Apakah hal ini menjadi pertimbangan kesehatan bagi masyarakat atau masyarakat harus tetap ikut protokol , meskipun saat olahraga ?
Terkait hal ini dilansir dari Alodokter Kemenkes RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan masker saat olahraga. Alih-alih menyehatkan, penggunaan masker saat olahraga bisa membuat tubuh kesulitan memperoleh oksigen. Padahal ketika berolahraga, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya. Karena terhalangnya aliran udara ke hidung, menggunakan masker saat olahraga bisa membuatmu sulit bernapas, terlebih jika kamu memiliki gangguan pernapasan, seperti asma atau bronkitis. Hal ini bisa membuat kadar oksigen dalam darah menurun.
Turunnya kadar oksigen ini akan membuat detak jantung meningkat dan otot lebih banyak menumpuk asam laktat. Akhirnya, kamu akan lebih cepat kelelahan walaupun olahraga yang kamu lakukan tergolong ringan. Beberapa orang terkadang tidak mengerti sinyal kelelahan saat sedang berolahraga. Jika terus dipaksakan, kondisi ini bisa memicu penurunan tekanan darah, sehingga asupan darah ke otak berkurang dan dapat menyebabkan pingsan.
Berpijak dari sebuah pengalaman selama liburan akhir semester ini, ada kebiasaan yang kalau saya lihat agak aneh tapi menarik .Berolahraga menggunakan masker. Kalau saya lihat juga di televisi, banyak orang yang berolahraga dengan memakai masker di sekitaran Jakarta, dari pandangan saya sendiri kurang nyaman dan rasanya tidak leluasa. Mungkin bagi mereka yang memakai masker rasanya nyaman atau biar tidak dihukum polisi, atau ikut protokol yang ada.
Peristiwa yang saya alami yang kalau dilihat agak sama dengan tema diatas. Jadi, suatu hari saya diperintahkan oleh tante saya untuk membeli telur di warung dan tak lupa saya menggunakan masker karena kalau tidak memakai nanti takutnya dimarahi tante saya. Saya mencoba untuk berlari menuju warung dan membeli telur dan pulang ke rumah juga berlari. Kalau saya pikir-pikir tidak nyaman juga, karena kurang leluasa dalam bernafas.