Lihat ke Halaman Asli

Marini Gifari

Mahasiswa Sastra Indonesia dan Karyawan Swasta

Frugal Living di era PPN 12% Merupakan Hal Yang Tepat?

Diperbarui: 30 Desember 2024   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pictures by Robert Bogdan https://images.pexels.com/photos/910122/pexels-photo-910122.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=600

Tahun 2025 merupakan tahun yang kurang dinantikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terlebih lagi masyarakat menengah ke bawah. Mengapa? Karena tahun 2025 mulai disahkannya Pajak Pertambahan Nilai atau bias akita sebut PPN yang pada awalnya 11% menjadi 12%. Potensi kenaikan harga yang melambung tinggi membuat hampir seluruh masyarakat resah akan dibuatnya, terlebih kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih akibat dari covid-19 dianggap memberatkan masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah karena bahan pokok pasti ikut melambung.

Dikutip dari Direktorat Jenderal Pajak Pasal 7 ayat (1), penyesuaian tarif PPN yang semula 10% menjadi 11% berlaku sejak tanggal 1 April 2022 dan menjadi 12% yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2025 yang akan datang.  Masyarakat tertarik menerapkan frugal living atau gaya hidup sederhana yang harapannya bisa mengelola keuangan dengan baik di era biaya kebutuhan semakin meningkat. Dengan menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari hari banyak sekali manfaatnya, selain pengeluaran dan pemasukan menjadi lebih teratur dan mencapai kebebasan finansial.

Frugal living pastinya terdapat dampak positif maupun negatif karena melibatkan perubahan pada kehidupan kita sehari-hari baik yang terkecil maupuh hal yang besar terlebih kebiasaan kita sebagai masyarakat Indonesia yang sering mengutamakan sesuatu hal yang mudah dicapai, contohnya makan di tempat siap saji, membeli keinginan yang sebernya tidak terlalu dibutuhkan juga, dan lebih mudah terpancing trend seperti cokelat dubai, trend pakaian dan masih banyak lagi. Dalam buku Love Your Life, Not Theirs: 7 Money Habits for Living the Life You Wan oleh Rachel Cruze, ia menekankan bahwa gaya hidup ini melibatkan kesadaran dan kontrol terhadap pengeluaran harian, serta membuat pilihan yang mencerminkan tujuan hidup jangka panjang, bukan hanya untuk memenuhi keinginan sesaat atau mengikuti tren yang ada.

Dampak negatif dari frugal living antara lain mendapatkan sesuatu yang kualitasnya buruk karena mementingkan diskon dan harga murah, mudah takut untuk mengambil risiko terlebih takut merugikan, merusak hubungan karena cenderung jarang ikut dalam hal bersosialisasi baik itu bersama teman maupun keluarga. Untuk dampak positifnya frugal living ini bisa mengatur keuangan dengan baik dan hidup minimalis. Terdapat tiga point penting untuk menerapkan frugual living dengan tepat, diantaranya:

1. Membuat Catatan Keuangan

Memulainya dengan membuat catatan pemasukan dan pengeluaran yang berisikan hasil pendapatan, kemudian biaya kebutuhan dapur, transportasi, listrik, air dan lain-lain. Sekecil apapun pengeluaran dan pemasukan wajib di catat. Ketika hendak berbelanja buatlah catatan daftar apa saja yang ingin dibeli nantinya, dan jika ingin membeli sesuatu di luar daftar tersebut hendaknnya dipikirkan dengan matang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Pastikan membeli kebutuhan ini yang berkualitas karena harapannya kita membutuhkannya untuk jangka waktu yang panjang. Pastikan juga ketika membeli bahan makanan dengan porsi yang bergizi dan seimbang bukan hanya tergiur diskon yang murah namun kualitasnya tidak terjamin, dengan frugal living ini sendiri kita memulainya dengan pola hidup sehat dan minimalis tentunya.

2. Tabungan dan Investasi

Menyisihkan untuk tabungan dan investasi merupakan satu hal yang sangat penting, karena sewaktu-waktu membutuhkan dana darurat maupun investasi di masa depan. Bisa dimulai dengan menabung emas, uang tunai, ataupun menanam saham yang sudah terpercaya.

3. Memilah antara Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan merupakan hal yang wajib untuk dipenuhi terkait sandang, pangan, papan. Dengan mengesampingkan keinginan seperti membeli makanan di luar, lebih baik sebagai gantinya membawa bekal dari rumah atau membeli pakaian dan gadget terbaru, maupun sesuatu hal yang jika dirasa kita sudah memilikinya dan masih layak pakai alangkah baiknya menggunakan barang yang sudah ada.

Frugal living merupakan pilihan yang tepat jika menerapkannya dengan porsi yang pas. Frugal living bukan hanya dilakukan saat kenaikan PPN namun juga membuat kita membiasakan diri mengelola keuangan secara efisien, karena dengan furgal living sendiri membuat kita lebih selektif dalam memperhitungkan yang mana kebutuhan dan keinginan. Maka dari itu frugal living juga mengajarkan lebih banyak menyisihkan keuangan baik itu untuk dana darurat maupun menyiapkan finansial yang matang di masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline