Lihat ke Halaman Asli

"Dedication of Life" Jokowi untuk Ahok?

Diperbarui: 15 Agustus 2016   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.imgrum.net

Jas Merah, Bung!

Dalam acara Rakernas III PDI Perjuangan pada 6-8 September 2013, Megawati Soekarnoputeri mendaulat Jokowi membacakan surat berjudul Dedication of Life yang ditulis oleh Bung Karno tertanggal 10 September 1966 (hanya beberapa bulan menjelang Sang Penyambung Lidah Rakyat Indonesia ini digulingkan MPR Orde Baru). Potongan baris-baris terakhir dari surat pendek yang sangat mengharukan tersebut adalah:

Tanpa djiwa pengabdian ini, saja bukan apa-apa

Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saja merasakan hidupku bahagia dan manfaat.

Soekarno, 10-9-66

Rekomendasi Rakernas yang berlangsung di Jakarta tersebut, di Poin 17 (terakhir) menyatakan: Merekomendasikan kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan agar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden disampaikan pada momentum yang tepat sesuai dengan dinamika politik nasional, kesiapan jajaran internal partai, dan kepentingan ideologis partai. Seperti diketahui, ideologi dan asas PDI Perjuangan bersumber dari Bung Karno.

Politisi Eva Kusuma Sundari menyatakan, bahwa Jokowi tidak hanya siap mewarisi cita-cita Bung Karno, Jokowi bahkan telah melaksanakannya. Eva mencontohkan, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta Jokowi berani membatalkan pinjaman dari Bank Dunia untuk membiayai proyek JEDI (Jakarta Emergency Dredging Initiative) bila tidak ada renegosiasi terkait pinjaman tersebut. Menurut Eva sangat langka pejabat di Indonesia yang berani menolak secara terbuka kemauan Bank Dunia, Jokowi adalah salah satunya. Mungkin bagi Eva, tindakan Jokowi ini mirip dengan Bung Karno yang pernah mengatakan go to hell with your aid kepada Bank Dunia dan IMF di masa lalu.

Dalam buku Jokowi Anak Ideologis Bung Karno, karya M. Soedarsono, disampaikan bahwa saat Rakernas para kader PDI Perjuangan tampak berharap Jokowi akan dipilih menjadi Capres 2014 meskipun Jokowi bukan dari garis keturunan (biologis) Bung Karno. Banyak yang memandang Jokowi dapat menjadi pewaris ideologi Bung Karno. Saat itu Jokowi mengaku telah menerapkan prinsip Trisakti Bung Karno dalam memimpin DKI Jakarta,

Saya selalu ingat Trisakti-nya Bung Karno. Berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.”

Megawati pun legowo, memberi restu kepada sang Gubernur DKI Jakarta untuk berkompetisi menjadi Presiden Indonesia. Jokowi akhirnya dicalonkan secara resmi oleh PDI Perjuangan, dan kemudian menang pada Pilpres Juni 2014. Kemenangan yang sebenarnya sudah dinantikan oleh PDI Perjuangan sepuluh tahun lamanya. Pewaris ideologi Bung Karno kembali memimpin, maka seharusnya ajaran-ajaran Bung Karno akan mewujud dalam pembangunan Indonesia hingga 2019. Setidaknya itulah harapan dari sebagian pemilih Jokowi di Pilpres 2014.

Jalannya sejarah jangan dilupakan, jas merah. Sebelum dipilih rakyat Indonesia sebagai Presiden ke-7, ada kisah ini. Di hadapan seluruh pimpinan PDI Perjuangan se Indonesia, Jokowi membacakan Dedication of Life --yang menurut Megawati bermakna pengabdian diri seseorang terhadap bangsa dan negaranya tanpa rasa pamrih. Seakan, kata demi kata Dedication of Life yang diucapkan Jokowi  telah menjadi suatu ikrar, suatu sumpah yang harus digenapi oleh Jokowi dengan saksinya adalah seluruh peserta Rapimnas. Saking sakralnya suasana, saat menyimak pembacaan tersebut, Megawati mengaku merasakan getaran Bung Karno dalam diri Jokowi. Pada saat yang sama juga para kader PDI Perjuangan peserta Rapimnas langsung bersorak bergemuruh dan bertepuk tangan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berteriak, “Hidup Pak Jokowi!”, “Hidup Jokowi!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline