Lihat ke Halaman Asli

Gumam Perempuan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

debu debu beterbangan sarat peluh dan anyir darah
helai rambutku turut berkelayut. mengusap mata yang basah.
napas yang payah. bibir yang pecah.
asin. pahit. getir. aroma kematian

bukan. belum kematian. ini aroma derita
deritamu. bukan karenamu! karenaku.
aku. nama baptisku pendosa
aku. rumah huni tujuh setan
aku. kaucinta dan selamatkan

debu debu menelan bayang palang berdarah
sosok sosok tertawa. meratap. tegak. berlutut. semua sama
menjelma titik titik kelam bergerak tanpa makna
hanya kau dan ruhku saja. kau memelukku di udara
dengan cinta. dengan cinta. dengan cinta.

MN, April 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline