Lihat ke Halaman Asli

Bumiku Tuna Warna

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bumiku tuna warna
sirna semburat bianglala
spektrum cahaya merah ke ungu
tinggal guratan lukisan pilu

bumiku nazak merana
segala darah meraung derita
sel bakteri hingga adam hawa
menghitung nafas tersisa di raga

berduka Bunda di pelukan Ayah Agung
di atas ranjang alam semesta
berderai isak, ratap merundung
anak utama semakin jumawa
tak sadar bumi bukanlah panggung
bukan pemain, melainkan pemelihara

bumiku pucat lesi
keranda berdebu menanti

MN, Februari 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline