Lihat ke Halaman Asli

Menengok Jejak Kuliner Indramayu

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_175" align="alignleft" width="614" caption="Warung Sederhana Pedesan Entog Bang Combet (tampak depan)"][/caption] Kesempatan datang membawa saya sampai di Indramayu. Kota pesisir di utara Jawa Barat. Ini terkenal akan olahan ikannya dan mangga. Tapi apa yang saya temukan disini? Entog sodara-sodara, yah hewan sejenis bebek ini (maap saya ga tau apa bedanya entog, angsa, sama donal bebek). Ternyata disini lagi demam entog yang diolah dengan aneka bumbu dengan rasa yang pedes..pedes…pedes…sumpah pedes mampus……tapi enak dan ga amis =D Merek sang entog pedes mampus ini adalah Bang Combet, terletak di depan GOR Indramayu. Saya datang ke sana pas tengah hari bolong, tampaknya nikmat makan sang entog plus nasi putih ditemenin sama es jeruk manis..kebayang ga nikmatnya?? Huhuhuw…..

Pedesan Entog

Sayang saya tidak menikmati menu lengkap itu karena sebelumnya sudah kenyang dengan burbacek. Burbacek adalah singkatan dari Bubur Rumbah Cecek. Bubur  encer  yang dihidangkan bersama aneka sayuran disiram dengan kuah pindang ditambah dengan cecek dan rumbah, Rasa yang dominan adalah pedas dan gurih. Bubur ini dapat dinikmati baik untuk sarapan maupun makan siang.  Harga: Rp 6.000/ mangkuk. Serius ini ENAK BANGET. Perpaduan kuah pindang layang dengan rumbah (semacem bumbu pecel) menghasilkan rasa yang unik di lidah. Aneka sayuran yang disajikan di atas bubur ini adalah genjer, semanggi, toge, dan kangkung dipadu dengan cecek (kulit sapi) yang kenyal. [caption id="attachment_176" align="alignleft" width="614" caption="Burbacek"]

[/caption] Oke-oke saya sadar ini ada di Indramayu yang identik dengan olahan ikan. Saya dan teman-teman pun diajak makan Pindang Kepala Manyung [caption id="attachment_177" align="alignleft" width="368" caption="Pindang Kepala Manyung yang dimasak di dapur sebelum disuguhkan ke tamu"]

[/caption] Awalnya kepala manyung merupakan hasil samping dari pabrik kerupuk kulit ikan dan pengolahan ikan asin yangtidak dimanfaatkan dan hanya dibuang saja, padahal kepala ikan manyung memiliki potensi untuk bisa diolah sebagai makanan yang lezat. Melihat potensi tersebut, pada tahun 2006 Ibu charmia mulai memanfaatkan kepala manyung sebagai masakan, ternyata banyak orang menyukai masakan ini Masakan kepala manyung sering disebut juga sebagai ndas manyung atau pindang gombyang yang dimasak ala kuah pindang.  Satu kepala ikan manyung dapat diolah menjadi 2 porsi atau lebih.  Rasa kuahnya segar, gurih, dan tidak amis. Kepalanya pun masih menyisakan banyak daging. Lokasi warungnya ada di pinggir laut (ga indah sih pemandangannya tapi panas dan aroma laut membuat saya bahagia), er kembali ke deskripsi warung. Warungnya sederhana dibuat dari bamboo, ga ada papan namanya, tapi rame pisan euy. Untuk kesini harus lewat TPI dulu, jadi emang lokasinya rada terpencil. Saya kalo disuruh balik kesini lagi belum tentu bisa nemuin kalo ga nanya ke penduduk local…hohohoho…semoga warung ini Berjaya dan berkembang mengingat saya kesini akhir tahun 2009. Oiya pagi-paginya teman saya sempat berkunjung ke pasar tradisional dan menemukan kekayaan kuliner Indonesia yang tersembunyi. Bekaseman. Bekaseman merupakan produk olahan ikan dengan proses fermentasi. Cara pengolahan ikan bekaseman yaitu ikan dibersihkan termasuk bagian perutnya, kemudian siapkan nasi yang dicampur dengan garam, nasi tersebut dimasukkan ke dalam perut ikan, Beberapa ikan ditumpuk dan ditutup dalam wadah, kemudian ditutup dengan kain sampai rapat, Ikan kemudian diperam 2-3 hari,  Tambahkan cabai, daun bawang, dan daun sereh setelah pemeraman, bungkus dengan daun pisang, Sebelum dikonsumsi, ikan dapat dikukus terlebih dahulu Hasilnya??? Wew….Daging ikan berasa asam dan beraroma khas fermentasi. Setelah ditambahkan berbagai bumbu, ikan ini bisa diolah dengan cara dikukus. Bekaseman banyak diproduksi di wilayah Sindang. Harga satu ekor ikan bekaseman adalah Rp 3 000. [caption id="attachment_178" align="alignleft" width="614" caption="Bekaseman.."]

[/caption] Maaf yang ini tidak cocok dengan lidah dan perut saya…aseeemmmmm…huhuw… oke, ini mungkin hanya sedikit sekali dari kuliner indramayu yang saya temukan, tapi daripada nggak ada sama sekali...hahahahay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline