Lihat ke Halaman Asli

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1

Diperbarui: 13 Agustus 2024   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1

Hasil Wawancara Bersama Kepala Sekolah

  • Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Maba, Sumarni Djini, S.Pd.

Selanjutnya saya melakukan wawancara dengan ibu Sumarni Djini, S.Pd. Selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Maba. Wawancara ini saya lakukan di hari selasa tanggal 6 Agustus 2024 di ruangan Kepala sekolah setempat.

Adapun pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah "Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral ?" Tanggapan dari beliau " Sebagai seorang pemimpin pasti akan menghadapi berbagai kasus. Cara saya untuk mengidentifikasi kasus adalah memahami masing-masing kasus dan melakukan pemetaan apakah kasus tersebut termasuk pada dilema etika ataukah bujukan moral. dan saya juga berkomunikasi dengan pihak yang terlibat". Selanjutnya saya mengajukan pertanyaan yang kedua " Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan ?" Beliau menjawab " untuk kasus yang sama-sama benar maka saya mempertimbangkan nilai kebajikan, kepentingan banyak orang, keadilan, dan rasa belaskasihan yang akan berdampak saat ini dan kedepannya". Pertanyaan ketiga " Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? Beliau menjawab " Mengidentifikasi masalah dengan bertanya kepada pihak yang bersangkutan, kemudian memahami masalah tersebut, setelah itu berdiskusi dengan teman sejawat, lalu membuat keputusan yang bisa dipertanggung jawabkan". Pertanyaan Keempat " Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika ?" tanggapan beliau adalah " dalam pengambilan keputusan adalah hal-hal yang dilakukan adalah dengan mencari tahu pokok masalah, berdiskusi dengan teman sejawat tentang dampak dari masalah yang dihadapi". Pertanyaan kelima " Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? " Jawaban dari beliau adalah " pastinya hasil dari keputusan yang diambil tidak seratus persen diterima. Ada pihak yang menerima dan menjalankan ada juga yang tidak sepenuhnya menerima keputusan itu, hal ini yang menjadi tantangan". Pertanyaan keenam "Apakah Anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Beliau menjawab " tidak ada jadwal . tentunya dalam menyelesaikan sebuah masalah perlu diselesaikan secepatnya tergantung jenis masalah yang di hadapi ". Pertanyaan ketujuh "Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Jawaban beliau " sesuai dengan masalah yang dihadapi, jika masalah itu tidak bisa diselesaikan secara mandiri maka meminta bantuan kepada orang lain, agar keputusan yang diambil tidak merugikan orang lain". Pertanyaan terakhir " Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? Tanggapan beliau adalah " dalam pengambilan keputusan kita harus mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, kemudian menentukan sikap apa yang diambil agar tidak merugikan semua pihak.

  • Kepala Sekolah SD GMIH Buli, BERBALINA KOITOLY, S.Pd.

Pada Tanggal 7 Agustus 2024 di ruang kepala sekolah SD GMIH Buli saya melakukan wawancara dengan Ibu Berbalina Koitoly S.Pd selaku Kepala sekolah tempat saya bertugas.  Beliau menanggapi pertanyaan pertama yang saya ajukan yaitu " Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral ? beliau menjawab "bahwa terkait dilema etika dan bujukan moral, ibu merasa kurang familiar dengan istilah tersebut. Namun ketika menghadapi permasalahan yang terjadi disekolah ibu berupaya memahami akar permasalahan yang ada agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Kemudian saya mengajukan pertanyaan yang kedua " Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? Ibu menjawab "Jika kepentingan sama-sama benar maka ibu melihat nilai kebenaran itu untuk diri sendiri ataukah untuk orang banyak, kemudian dambaknya apakah dalam jangka pendek ataukah jangka panjang. Kemudian terkait dengan pertanyaan ketiga " Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? Beliau menjawab " sebelum mengambil keputusan, ibu akan mengkonfirmasi dulu kepada yang bersangkutan kemudian menanyakan pula kepada orang lain, supaya pokok permasalahannya lebih jelas dan barulah membuat keputusan. Pertanyaan keempat " Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Jawaban beliau adalah "setiap permasalahan yang pastinya harus melihat pokok permasalahannya apa, kemudian berdiskusi dengan teman sejawat agar tetap objektif dalam pengambilan keputusan. Pertanyaan kelima " Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Beliau menjawab " pasti dalam pengambilan keputusan ada pihak yang setuju dan ada pihak yang tidak setuju. Jadi selama kita membuat keputusan yang benar dan mampu dipertanggung jawabkan, maka kita harus tetap menjalalankan keputusan yang telah dibuat itu. Pertanyaan keenam " Apakah Anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Beliau menjawab " Tidak ada jadwal dalam penyelesaian kasus dilema etika, tergantung dari tingkat masalah yang dihadapi, kalau itu masalah kecil maka diputuskan disaat itu juga, namun jika masalah itu berat dan melibatkan banyak pihak bisa saja masalah itu diselesaikan saat itu atau juga bisa di besok hari yang jelasnya masalah tersebut tidak berkelanjutan. Pertanyaan ketujuh "Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Jawaban beliau adalah " tergantung dari masalah yang dihadapi, jika itu melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan maka ibu biasanya berdiskusi dengan pengawas sekolah, komite dan dewan guru disekolah". Pertanyaan kedelapan yang merupakan pertanyaan terakhir yaitu " Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? Beliau menjawab " dalam pengambilan keputusan yang harus dilakukan adalah mendengarkan pokok permasalahannya , kemudian tidak terburu-buru mengambil keputusan , kemudian berpikir sebab akibat, setelah itu baru ambil keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline