Lihat ke Halaman Asli

mariia trysana

Do not let everyone know everthing about you. Cultivate a mystique

Mengenal Kampung Adat Tutubhada, Warisan Budaya Potensi Wisata Kabupaten Nagekeo

Diperbarui: 21 Mei 2020   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tak kenal maka tak sayang, tak kenalpun maka tak tahu. Saat ini banyak yang belum mengenal akan indahnya keanekaragaman adat dan budaya negeri ini. 

Salah satu atraksi budaya yang masih terjaga hingga saat ini adalah Kampung Adat Tutubhada yang berada di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur tepatnya di pulau Flores

Dokpri

Kampung Tutubhada ini berada di Desa Rendu Tutubhada, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo. Kampung Adat Tutubhada berada pada arah barat daya kota Mbay, dan jaraknya kurang lebih 12,5 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Nagekeo. 

Untuk mencapai lokasi kampung ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Mbay. 

Akses jalan menuju kampung ini sudah beraspal dengan kontur yang cukup terjal, untuk itu anda harus berhati-hati karena terdapat kerusakan jalan di beberapa titik. Lokasi kampung sangat mudah dikenali dengan keberadaan sebuah gapura besar di pinggir jalan, dengan kampung berada di sisi barat jalan.

Konon katanya, tempat ini adalah tempat seorang Mosalaki (orang yang berpengaruh), Ebu Jogo Sela menernakan kerbaunya. 

Suatu hari Ebu Jogo Sela bersama dengan beberapa pengikutnya pergi mengembara dan dalam perjalanannya mereka bertemu dengan sekelompok orang Goa (Sulawesi). 

Mereka lalu bertanya sambil menunjuk salah satu puncak bukit katanya: "Kampung apa itu?" Lalu Ebu Jogo Sela menjawab: "Di tempat itu belum ada penghuninya".

Maka orang Goa tersebut mengatakan kepada Ebu Jogo Sela: "Kamu dan pengikutmu harus bangun kampung di tempat itu karena tempat itu sangat strategis". 

Lalu Ebu Jogo Sela dan pengikutnya mulai membangun sebuah kampung di tempat tersebut dengan dibantu oleh orang Goa. 

Dalam proses pembangunan tersebut, Ebu Jogo Sela melihat kerbaunya berkubang di halaman kampung tersebut dan salah satu kerbau induk badannya besar dan dadanya panjang sampai terseret di tanah. 

Dan karena terkesan oleh kerbau yang unik tersebut, lalu Ebu Jogo Sela menamai kampung itu Tutubhada (Tutu: Dada dan Bhada: Kerbau).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline