Sejak kecil kita mulai belajar dan terus akan belajar, karena belajar adalah sebuah tuntutan. Begitupun ada saatnya kita mengajarkan dan ada pula saatnya kita belajar.
Saat seseorang menuntut ilmu maka status murid melekat di dirinya dan seketika orang tersebut memberikan ilmu kepada yang lain maka orang itu dianggap guru.
Terlahir sebagai anak sekaligus menjadi murid bagi kedua orang tua merupakan hal yang harus disyukuri. Kemanfaatan ilmu tersebut benar- benar sangat dirasakan. Begitupun disaat yang sama sekarang menjadi orang tua sekaligus guru yang memberi ilmu kepada anak-anak.
Menjadi guru adalah profesi saya. Ini merupakan bagian dari takdir Allah SWT yang saya yakini adalah pilihan terbaik. Sebagai seseorang yang memberi ilmu kepada mahasiswa tentunya tidak cukup memberi ilmu atau materi pembelajaran berdasarkan kecerdasan fikiran saja atau kefasehan lidah.
Akan tetapi yang sangat dibutuhkan oleh seorang guru adalah cara pandang, menyampaikan ilmu bukanlah seperti seorang pemain film dan action namun harus diniatkan karena Allah.
Ketika akan menyampaikan ilmu, maka yang terlebih dahulu dilakukan oleh seorang guru adalah menata hati. Hendaknya memandang murid atau yang dibimbing dengan pandangan kasih sayang, bukan sebaliknya dengan pandangan meremehkan atau merendahkan.
Pandangan yang penuh kasih inilah yang harus terpatri di dalam hati seorang pengajar. Mulia dan hebatnya seorang guru adalah karena murid, tanpa adanya seorang murid maka tidak bisa seseorang itu disebut guru.
Sebuah keluarga bisa disebut bahagia bila kesemua anggota merasakan kebahagian yang sama. Begitupun sekolah yang hebat, maka itu bukan karena guru semata melainkan di sebabkan murid.
Dan bila kita ingin mengetahui siapa yang paling baik di hadapan Allah SWT? jawabannya bukan lah guru, walaupun guru yang memberikan ilmu, melainkan siapa yang paling tulus diantara keduanya baik itu guru maupun murid .
Pandangan itu sangatlah penting, menjadi tugas besar seorang guru bukan hanya menyampaikan ilmu. Karena menyampaikan ilmu itu sangatlah mudah karena sudah dipelajari bertahun-tahun.
"Seorang guru yang tidak berdoa untuk muridnya maka itu bentuk tidak keseriusan," kalimat tersebut mengandung makna bahwa seorang guru senantiasa memohon bimbingan kepada Allah bagi dirinya dan bagi muridnya agar mendapat hidayah.