Media massa, khususnya media mainstream atau media komersil, masih sangat minim memberi informasi terkait issu Pengurangan bencana berbasisi komunitas (PRBBK). Media umumnya baru mengungkap informasi bencana setelah bencana terjadi.
Padahal peran media massa dalam menyebarluaskan PRBBK kepada masyarakat sangat vital. Dampak positif yang diharapkan dengan penyebaran informasi PRBBK melalui media, masyarakat bisa lebih siaga dan mengetahui potensi kerawanan dan cara menghadapi bencana jika menimpa mereka. Hal ini penting untuk meminimalisir semaksimal mungkin risiko bencana tersebut.
Hal tersebut merupakan salah satu point yang mengemuka pada Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) V yang digelar di Hotel Sahid Jaya Makassar, 5-8 Oktober 2009. Konferensi ini digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Masyarakat Peduli Bencana Indonesia (MPBI), Oxfam, dan SC DRR.
Diikuti sekitar 250 peserta dari berbagai kalangan seperti praktisi, akademisi, pemerintah daerah, DPRD, BNPB, BPBD, DNPI, dan perwakilan lembaga-lembaga PBB, palang merah, LSM, organisasi donor, dan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Acara ini berlangsung 5-8 Oktober 2009.
"Sah-sah saja media massa itu berorientasi profit oriented. Tapi kita berharap media massa juga lebih care pada isu-isu terkait PRBBK. Ini penting untuk kemaslahatan rakyat Indonesia yang dikepung bencana," ujar Exwar Slash dari JURnaL Celebes.
Guna mendukung peran media, pada FGD itu juga mengemuka pentingnya peningkatan kapabilitas jurnalis melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang PRBBK. Pemerintah dan lembaga masyarakat diharapkan bisa bersinergi untuk mendukung hal tersebut.
Hal lain yang mengemuka adalah pentingnya eksistensi radio-radio komunitas di daerah-daerah, khususnya yang rawan bencana. Sementara kenyataannya, tak sedikit radio komunitas itu sulit bertahan karena masalah finansial.
"Kita berharap melalui konferensi ini, kita dorong pemerintah untuk memfasilitasi keberlanjutan radio komunitas di daerahnya masing-masing. Sebab keberadaan radio komunitas, juga efektif menyebarluaskan informasi terkait PRBBK," tambah Slash. (jum)
sumber :
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/51927
Masyarakat butuh info banyak supaya mereka mampu berjaga-jaga sebelum bencana terjadi. Kalau dulu Jakarta gencar memberi penyuluhan menanggulangi resiko banjir, mungkin kini bukan cuma banjir tetapu bencana alam (gempa, tsunami, tanah longsor, dsb)