Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Peramal Bisa Tahu Banget tentang Diri Kita?

Diperbarui: 30 Juni 2021   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan Peramal Bisa Tahu Tentang Kita (unsplash/eberhard-grossgasteiger)

Kalian pasti pernah membaca ramalan dan artikel tentang kepribadian berdasarkan golongan darah, zodiak, tahun kelahiran, garis tangan, dan semacamnya. Mungkin kalian pernah bertanya-tanya, mengapa ramalan tersebut bisa relatable dengan diri kalian? 

Mengapa penulis artikel tersebut bisa benar-benar mengenal baik diri kita, tahu diri kita seperti apa, padahal belum pernah bertemu sebelumnya? Apakah ia seorang dukun atau peramal atau cenayang?

Di era yang sudah semakin modern ini, tidak sedikit orang yang masih mempercayai ramalan dan artikel kepribadian berdasarkan golongan darah, zodiak, dan semacamnya. 

Dibeberapa media sosial seperti instagram, twitter, dan bahkan portal-portal berita online, banyak kita temukan artikel yang membahas topik tersebut. 

Hal ini berawal dari rasa penasaran dengan tulisan pada artikel dan rasa ingin membuktikan apakah isi artikel tersebut sesuai dengan dirinya apa tidak, lalu ketika sudah membacanya kita merasa bahwa apa yang dijelaskan dalam artikel tersebut ternyata sesuai dengan diri kita. 

Kita cenderung untuk menghubungkan tulisan tersebut dengan beberapa case yang pernah kita alami sebelumnya. Lalu mengapa hal itu bisa terjadi?

Fenomena ini dinamakan sebagai Barnum Effect atau Forer Effect oleh seorang psikolog bernama Bertram R. Forer. 

Barnum Effect adalah sebuah fenomena dimana individu percaya bahwa deskripsi terhadap diri mereka berlaku secara khusus untuk diri mereka sendiri, padahal sebenarnya hal tersebut dapat berlaku atau digeneralisasikan untuk banyak orang. 

Teori Efek Barnum ini diungkapkan berdasarkan observasi Phineas Taylor Barnum bahwa semua manusia memiliki beberapa kesamaan karakter dan sifat. Kemudian psikolog Amerika, Bertram R. Forer membuktikan melalui demonstrasi kepada 39 muridnya.

Forer memberitahukan kepada murid-muridnya bahwa mereka akan mendapatkan analisis kepribadian berdasarkan hasil tes yang mereka telah lakukan. Kemudian mereka akan diminta untuk mengatakan seberapa akurat hasil tes analisis kepribadian dirinya tersebut dalam rentang score 0-5.

Ternyata hasilnya, rata-rata muridnya memberikan score 4,26 atas keakuratan hasil yang didapatkannya. Padahal sebenarnya, masing-masing dari mereka mendapatkan hasil analisis kepribadian yang sama satu sama lain, namun mereka tidak mengetahuinya. Analisis kepribadian yang mereka dapatkan diantaranya adalah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline