Makanan dan air adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup. Tubuh manusia sendiri mengandung 80% air, 2/3 dari bumi ini terdiri dari air, sekitar 60-85 % pada tubuh ayam dewasa anak ayam, dan telurnya. Air merupakan senyawa stabil dari hydrogen dan oksigen yang membentuk ikatan kimia H2O. Ilmuwan jepang Dr. Masaru Emoto dan Kazuya Ishibasi telah mengadakan penelitian mengenai Kristal air. Mereka membekukan air pada suhu -25 derajat celcius. Hasil yang diperoleh adalah air mampu bereaksi dari kata-kata, gambar, dan music dalam bentuk positive maupun negative. Misalkan saat mengatakan “love and thank you”, foto yang dihasilkan adalah Kristal air heksagonal yang Nampak indah dibandingkan jika diberikan kata-kata penghinaan seperti “you are stupid” maka foto tak memperlihatkan bentuk Kristal dan yang terlihat adalah suatu bentuk yang sangat buruk. Hal ini membuktikan adanya aksi reaksi yang muncul seperti hukum Newton III. Pembangunan pusat kota dan gedung-gedung yang begitu marak saat ini telah menutup pori-pori tanah untuk drainase sehingga terjadi longsor dan kekeringan. Krisis air diberbagai daerah seharusnya membuka mata untuk mulai sadar pentingnya kepedulian terhadap ketersediaan air bersih dan cukup. Ketika drainase buruk maka kadar air dalam tanah pun berkurang, pemakaian air untuk manusia membuat pengurangan kuantitas dan pada akhirnya permukaan tanah pun menurun yang menyebabkan permukaan air laut naik. Air tanah yang terkena air laut menyebabkan peningkatkan kadar garam pada air. Penggunaan air dengan kandungan garam tinggi tidak aman dipakai atau dikonsumsi. Jumlah air tawar hanya 2,5 % sedangkan air laut 97,5%. Pemanasan global/global warming dapat ditekan bila jumlah air tanah masih memadai. Untuk itu perlunya tindakan sederhana seperti mematikan kran air jika tidak memakainya, mandi dengan shower lebih hemat, siram tanaman dengan air bekas cucian, Kurangi konsumsi barang yang boros air, Tidak terlalu sering mencuci bila tidak perlu. Kecukupan akan air dan makanan adalah hak manusia yang juga telah diatur dalam perundangan pemerintah dan international covenant.Tubuh sendiri membutuhkan setidaknya 8 gelas air setiap hari atau setara 2 liter air putih. Pasokan air tentu saja begitu penting bagi kesehatan tubuh manusia guna menjaga keseimbangan/homeostatis cairan dalam tubuh serta memperlancar metabolisme tubuh. Saat tubuh kekurangan air, tubuh mengalami dehidrasi dan akan sangat menganggu tubuh dalam beraktifitas. Air sangat dibutuhkan dalam darah. Kurangnya air membuat kandungan darah menjadi kental sehingga aliran darah sendiri menjadi terhambat, padahal darah sebagai alat transportasi makanan dan oksigen keseluruh tubuh. Gangguan ini membuat penyaringan pada ginjal pun menjadi ikut terganggu karena ginjal harus ekstra kerja keras menyaringnya. Tidak heran belakangan ini banyak penyakit muncul yang mengharuskan dilakukannya pencucian darah/hemodialisis karena ginjal tak mampu lagi menjalankan tugasnya dengan baik. Belakangan ini juga muncul penyakit stroke yang disebabkan karena gangguan penyaluran oksigen dan nutrisi ke otak oleh darah sehingga sel otak mengalami kerusakan bahkan mati. Sejak kecil kita telah sering mendengar nasehat para sesepuh yang berbunyi “jangan buang nasi nanti dia menangis” mungkin kita anggap klise saja untuk zaman sekarang yang serba modern, instan dan mudah mendapatkan segala hal. Tidak pelik halnya saat para orang tua zaman dahulu yang merupakan para petani penanam padi sangat menghargai satu butir nasi. Untuk itu pentingnya kesadaran kita sebagai manusia makhluk yang menghargai ciptaan Tuhan yang dapat kita nikmati dengan mengambil makanan secukupnya dan jangan membuangnya. Seringkali kita tidak menyadari dibelahan tempat lain masih ada orang-orang kelaparan terancam penyakit dan kematian. Terlihat sederhana sekali dan tidak terlalu diperhatikan padahal ini sangat berdampak. Pemilihan makanan juga penting demi menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan menunjang aktivitas sehari-hari. Sejak kecil di sekolah kita sudah diajari tentang makanan empat sehat lima sempurna. Seorang dokter yang juga dosen saya pernah mengatakan bahwa makanan itu di rasa di lidah saja ketika sudah sampai di usus dan lambung tidak ada indra perasa lagi yang diketahui hanyalah kandungan makanannya seperti kalsium, karbohidrat, mineral, dsb. Kematian dan malnutrisi terjadi karena kelaparan, penyakit muncul seperti kolesterol tinggi, diabetes, kanker, jantung, pikun/demensia dan lainnya juga dikarenakan makanan yang terpapar zat kimia, pengawet, bakteri, virus serta asupan zat berlebihan yang masuk ke tubuh. “Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang” tagline seperti ini pasti begitu familiar disekitar kita. Kesadaran yang sederhana ini perlu dibangun kembali dengan banyak cara misalnya memesan makanan sesuai kebutuhan jangan berlebihan tetapi tidak kurang.
Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Program) telah menggalakkan peralihan makan ke pola makan vegan untuk menyelamatkan dunia dari kelaparan, kekurangan bahan bakar, dan dampak terburuk dari perubahan iklim. Profesor Edgar Hertwich, mengatakan, “Produk hewani menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada barang tambang, seperti pasir atau semen, plastik, atau logam.” Pola makan vegetarian juga menekan jumlah emisi karbon. Perlunya menyadari/awareness tentang kesehatan yang sangat penting dan mahal, maka memilih makanan sehat, higienis dan sanitasi terjaga; mencuci tangan dengan sabun; konsumsi secukupnya air dan makanan dengan tidak membuangnya adalah pola hidup sehat sekaligus peran serta menjaga lingkungan. (images: google picture)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H