Lihat ke Halaman Asli

Maria Tanjung Sari

Blogger aktif. Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Begini Cara Bersyukur Versi Saya

Diperbarui: 11 Maret 2024   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain by Canva

Sepertinya pergantian tahun antara 2023 ke 2024 ini sangat cepat sekali dan tidak terasa bagi saya. Tiba-tiba saja besok umat Muslim di Indonesia sudah puasa. Antara senang, bahagia dan sedih. Senang karena Insha Allah masih diberi kesempatan untuk berpuasa bersama keluarga tercinta. Sedih karena saya pribadi masih belum maksimal dalam meningkatkan amalan ibadah sehari-hari. Cenderung seperti rutinitas, dan belum bisa khusyuk dalam menunaikan ibadah,

Namun biar bagaimanapun, saya berusaha untuk tetap selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Peristiwa dalam kehidupan ini tak pernah lepas dari yang namanya campur tangan Allah SWT. Mau peristiwa baik, peristiwa kurang baik, itu semua sudah merupakan takdir dari Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kita sebagai manusia hanya menjalani dan berusaha sebaik mungkin agar hidup di dunia bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Setiap manusia punya caranya bersyukur masing-masing. Tak terkecuali saya. Saya juga punya cara bersyukur versi diri sendiri. Pastinya mungkin kurang lebih sama dengan orang lain. Begini cara bersyukur versi saya:

1. Tidak Membanding-bandingkan dengan orang lain

Kalau hidup ini selalu membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain, lantas kapan kita akan punya waktu untuk instrospeksi dan meraih mimpi yang lebih tinggi lagi? Bukankah pepatah mengatakan rumput tetangga akan selalu lebih hijau? Jadi sebaiknya yang kita lakukan adalah berusaha menyibukkan diri dengan terus berkarya dan memberi manfaat bagi orang sekitar.

Jangan habiskan energi membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain. Yang ada, capek iya dan manfaat gak ada sama sekali! Teman punya karir yang lebih bagus sementara kita hanya menjadi pegawai tanpa jenjang karir, maka mungkin hal itu adalah rejeki yang harus disyukuri. Cara mensiasatinya adalah lakukan produktivitas lain yang bisa menopang pekerjaanmu saat ini, sehingga mungkin kamu bisa berprestasi di luar pekerjaan.

Intinya, jangan pernah ada waktu sekecil apapun untuk membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Ukirlah prestasimu sendiri tanpa perlu mendengar perkataan orang lain. Tidak membandingkan diri dengan orang lain bagi saya merupakan bentuk syukur kita kepada Allah SWT.

2. Selalu Melihat Bahwa Masih Ada Orang yang Tidak Seberuntung Kita

Teman saya merasa iri dengan rekan kerja lain di kantor yang terlihat kehidupan keluarganya harmonis apalagi setelah dikaruniai keturunan. Sementara dia sampai saat ini belum diberi momongan. Saya hanya bisa menghiburnya sambil berucap bahwa jalan hidup manusia itu berbeda-beda. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya, begitu yang saya ketahui.

Suatu ketika teman saya datang kepada saya dan bercerita bahwa rekan kerja yang (nampaknya) harmonis itu ternyata memiliki masalah keuangan dan terlibat konflik dengan beberapa anggota keluarga lain. Dari situ kita bisa melihat, bahwa ujian hidup setiap manusia itu berbeda-beda. Kita tidak bisa melihat hanya dari sisi luarnya saja. 

Sama halnya dengan media sosial, yang terihat hanya yang indah-indah saja. Namun belum tentu kehidupan pribadi si pemilik akun media sosial itu sebahagia postingannya. Jadi salah satu cara bersyukur adalah menyadari bahwa di luar sana masih banyak orang yang tidak seberuntung diri kita.

Semoga puasa pertama besok di hari Selasa, 12 Maret 2024 bisa dijadikan sebagai sarana berlatih untuk terus bersyukur tanpa henti kepada Allah SWT.

Happy fasting.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline