Lihat ke Halaman Asli

Maria SetyaDewanti

Mahasiswa Universitas Airlangga

Gender Gap Ada Bahkan Saat Mengidolakan Seseorang?

Diperbarui: 14 Juni 2022   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gender gap atau kesenjangan gender adalah kondisi dimana terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki dengan perempuan dari segala aspek, baik kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesenjangan gender ini terjadi di banyak aspek, bahkan hal sesepele ngefans pun masih saja terjadi kesenjangan.

Banyak beredar di sosial media saat seorang perempuan mengidolakan seseorang atau sesuatu, maka perempuan tersebut dicap berlebihan atau bahkan dikatakan obsesi. Contohnya saja jika perempuan mengidolakan artis Korea dan memposting sesuatu yang masih berada dalam lingkup fangirling, pasti ada saja komentar yang menyudutkan perbuatan perempuan tersebut. 

Bahkan saat mengidolakan orang yang sama, pandangan masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki berbanding terbalik. Jika ada seorang laki-laki mengidolakan Tom Holland, maka dia dianggap sebagai penggemar Spiderman yang keren. Namun saat perempuan mengidolakan Tom Holland, maka perempuan tersebut dianggap terobsesi dengan parasnya saja.

Tak hanya mengidolakan seseorang bahkan sekedar menyukai genre musik, perempuan banyak disudutkan. Ketika laki-laki menyukai suatu band dengan aliran rock, maka dia dipuji memiliki selera yang bagus dan manly. Berbanding jauh bila disandingkan dengan perempuan yang menyukai band indie, maka perempuan tersebut hanya ikut-ikut trend.

Segala sesuatu yang dilakukan perempuan saat fangirling sering sekali mendapat hujatan yang tidak jauh dari kata berlebihan dan obsesi. Padahal jika dilihat lagi, penggemar laki-laki tak jarang melakukan hal-hal berlebihan saat menyangkut idolanya. Meski tak menyangkal bahwa memang ada dan banyak yang berlebihan dan terobsesi saat mengidolakan seseorang atau sesuatu, namun itu hanyalah oknum dan lepas dari masalah gender.

Maka dari itu marilah kita hapus stereotipe tersebut, sehingga semua orang dapat mengidolakan seseorang atau sesuatu tanpa takut akan pandangan dari masyarakat serta terciptalah lingkungan masyarakat yang sehat dan nyaman baik dalam sosial media maupun di kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline