Lihat ke Halaman Asli

Maria Sri Dian Pratama

Guru Matematika

Koneksi Antar materi Modul dengan Refleksi Model 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan)

Diperbarui: 17 Juli 2024   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Oleh Maria Sri Dian Pratama, S.Pd.

Guru Matematika SMP Negeri 46 Nangahale

Dokumentasi pribadi

Setelah melalui serangkaian kegiatan tugas mandiri, ruang kolaborasi maupun elaborasi pemahaman pada Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara dan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, saya mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu saya juga mendapatkan penguatan atas beberapa hal yang telah saya lakukan yang berkaitan dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara serta nilai dan peran guru penggerak. Kedua modul ini menjadi salah satu peta yang akan membawa saya menjadi guru penggerak yang bergerak, tergerak dan menggerakkan.

Momen paling mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran modul 1.1 adalah memahami ‘menuntun’. Kata ‘menuntun’ menurut KBBI adalah membimbing (dengan menggandeng tangan) dan menurut KHD ‘menuntun’ adalah membimbing semua kodrat yang ada dalam diri anak agar mencapai potensi terbaiknya.

Setelah mempelajari ‘menuntun’ menurut KHD saya menjadi tertarik untuk merefleksikan kembali potret saya sebagai guru sebelum mempelajari modul 1.1. Sebelum memahami ‘menuntun’ saya masih menuntut murid untuk menjadi bentuk yang saya inginkan. Saya menuntut semua murid harus bisa matematika. Padahal tidak semua murid memiliki ‘kodrat’ yang sama. Bisa jadi ada murid yang kurang terampil matematika, tetapi sangat terampil pada bidang linguistik. Bahkan ada murid yang lebih terampil pada seni maupun bidang olahraga. Selanjutnya saya sadar bahwa kodrat anak tidak bisa dipaksakan, guru hanya bisa ‘menuntun’.

Pada modul 1.2 hal paling menarik adalah ketika nilai dan peran guru penggerak dijabarkan secara rinci. Saat mempelajari modul ini saya diajak merefleksikan nilai dan peran guru penggerak yang telah saya lakukan. Ada beberapa nilai dan peran guru penggerak yang telah saya lakukan tetapi belum efektif. Diskusi pada ruang kolaborasi membantu saya menemukan cara tepat untuk menerapkan nilai dan peran guru penggerak dengan lebih efektif. Masukkan dan saran tersebut menjadi bekal bagi saya untuk melaksanakan peran saya sebagai guru penggerak di kemudian hari.

Setelah mempelajari kedua modul tersebut, ternyata memahami nilai dan peran guru penggerak  akan membantu saya sebagai seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada akhirnya kedua modul ini menjadi petunjuk jalan bagi para guru untuk membawa perubahan pada wajah Pendidikan Indonesia.

Saat mempelajari modul ini saya merasa agak malu, karena ternyata pengetahuan saya tentang ‘pendidikan’ ternyata sangat dangkal.  Saya tidak sungguh memahami cara menjadi guru yang baik. Saya juga bahagia karena selama mempelajari dua modul ini, saya dibersamai oleh fasilitator, pengajar praktik dan sesama rekan CGP yang suportif. Saya mendapatkan masukan, saran dan pengalaman baru. 

Sebelum mempelajari dua modul ini saya Selama ini saya sempat berpikir bahwa saya adalah seorang guru yang ideal. Modul ini menyadarkan saya, bahwa guru yang ideal bukanlah guru yang pintar secara kompetensi profesional, tetapi guru yang dengan bijak memanfaatkan kemampuan tersebut untuk menuntun murid sesuai kodratnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline