Aku menikmati minuman kesukaanku, sebotol teh pucuk dingin yang kubeli dari kios sebelah taman. Tentu kesukaannya kubeli juga, sebotol milku coklat. Aku menunggunya di sini, di taman yang menjadi saksi pertemuan dulu.
"Minum?" tawarku saat melihatnya terengah-engah di samping kursi taman tempat kududuk.
Ia segera mengambilnya, meneguk habis sebotol.
"Makasih, ya," katanya.
"Hobi jogging?" tanyaku basa-basi.
Ia mengangguk pelan. Keringat bercucuran di wajahnya, namun tidak melunturkan cantiknya. Aku terpukau. Terlarut menikmati wajahnya.
"Hei, makasih, ya," katanya.
Sepertinya kami berjodoh. Selalu bertemu tiap harinya, hingga suatu hari, berkenalan. Shella, nama yang pas untuk dirinya. Aku sungguh mengaguminya.
Sore beranjak, senja datang dengan kecantikaannya. Aku masih menunggunya. Kami berjanji bertemu di sini, sekedar nostalgia.
"Boleh duduk?" seorang gadis jelita menghampiri.
Aku mengangguk setuju. Basa-basi pun mengisi keheningan sebelumnya.