Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fiksi Mini: Terbunuh Rindu

Diperbarui: 16 Juni 2024   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac


          Kalau kamu merindu apa salahnya datang padaku
Kalau kamu masih merajuk tak salah juga datang padaku

Saatnya rindu membunuh rajuk
Membenamnya hingga menghilang
dan tersisalah rindu!

(Puisi "Kalau Rindu" Karya M. Hamse)

        Aku menghela nafas panjang, rinduku sebatas ujung jalan! Nafasku sesak! Rinduku berbuah cinta tak berkepanjangan. Aku kalut dalam rinduku yang berkabut.
       "Cintaku padamu, tapi tidak dengan jodohku," katanya dalam sedu sedan ekspresinya.
        "Jika cintamu padaku, harusnya kamu milikku," jawabku.
        "Takdir membuatku beralih dari cintaku padamu," katanya.
        "Takdir? Bukan! Keegoisanmu menghancurkan kesetiaannku," kataku.
         "Wake up, Dri! Bisakah kamu berhenti memojokkanku?"
          "Sorry, Na! Aku masih mencintaimu," kataku.
           Ana, perempuan dengan mata sebening embun, tiba-tiba terdiam dan menatapku. Aku pun ikut terdiam, memandangnya dalam gabut hatiku. Ia mendekat, membelai lembut pipiku. Ia kemudian tersenyum.
         "Aku mengorbankamu demi dirimu, Andri. Masihkah kamu tak mengerti?" bisiknya.
         "Bukankah kamu mengorbanku demi dirimu?" jawabku.
         Ia menggeleng,"Ibumu datang padaku, agar melepasmu. Jika tidak kamu tak bisa menaiki pajeromu itu," katanya.
         Aku terperangah. Pengorbanan, Ana, gadis berhati sutera sungguh besar untukku.


        10 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline