Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fiksi Mini: Aroma Parfum

Diperbarui: 1 April 2024   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac


        "Kamu balik ke rumah rasanya berubah?" celoteh istri menyambut kepulanganku. Sambutan yang tidak biasa ini sedikit menimbulkan tanya di benakku. "Mungkinkah ia haid?" pikirku.
           "Parfummu menyengat," lanjutnya.
            "Salahnya di mana, Sayang?"  
           "Terlalu menyengat, tidak seperti biasanya."
           "Tidak fokus saat kusemprot, jadi kebanyakan."
           "Mikir selingkuhan jadi tidak fokus?"
           "Kok nuduh, Sayang?"
            "Tu kan, benar pikirku."
          Ia cemberut. Aku mengkerut. Pikiran jadi kalut. Kupastikan ponselku di saku. Aku mendekat dan menenangkannya. Seperti saat dimabuk asmara awal pertemuan, aku memeluknya, mengecup keningnya,"Aku tidak mungkin berpaling," bisikku.
          Bel rumah berdenting. Istriku bergegas melepaskan pelukan.
         "Mas Diki ada?" Ratih, teman sekantorku tiba-tiba muncul.
          Istriku membisu. Aku mulai panik. Aroma parfum Ratih persis punyaku.
         "Mas, ponsel kita tertukar," kata Ratih sambil mengembalikan ponselku.
          "Oh, ya, gara-gara tidak fokus," kataku dan Ratih berlalu setelah bilang maaf pada istriku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline