Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fiksi Mini: Maaf Cintaku IV

Diperbarui: 17 Maret 2024   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Wajah mungil itu membuatku tersenyum sendiri. Senyum manisnya, semanis senyum ibunya. Aku betah bersamanya hari itu. Ah, Rino, lelaki itu, harusnya kugebuk saat di warung kopi.

"Kok cemberut?" tanya temanku.

"Kamu sakit gigi?" tanyaku.

"Pakai nanya," jawabnya.

"Oh, maaf," aku tertawa kecil.

Aku baru ingat, pukulan telak waktu itu penyebabnya.

"Aku mencintainya," kataku kemudian.

"Aku tahu yang kamu pikirkan," lanjutku saat temanku itu hendak berbicara.

Aku kembali terdiam. Ada bongkahan kesepian merusak hariku. Aku hanya jatuh cinta, tapi seolah dunia tidak menghendaki. Aku mencoba menerima kenyataan, meskipun belum kusampaikan cintaku. Setidaknya, Putri merasakan kehadiranku.

"Dilan sudah menceritakannya," suara Putri tiba-tiba terdengar.

Ia berhasil membuatku malu. Aku mencoba mengalahkan rasa maluku. Secepat kilat, kupetik bunga di taman dekat tempatku duduk. Aku yakin, ia menerimaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline