Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fiksi Mini: Rahasia Pertemuan

Diperbarui: 23 September 2023   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

                         Rahasia Pertemuan

   Aku sangat mencintainya. Mencintai apa adanya, bukan karena ada apa-apanya. Ia pun begitu. Janji itu sudah terucap beberapa tahun lalu. Seperti puisi fenomenal karya Sapardi.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

(Sapardi Djoko Damono)

    Aku ingat hari itu, saat kududuk santai menikmati rokok kesukaanku.

   "Sendirian saja?" tanyanya.

    Aku tersenyum, sedikit tak menanggapi. Penampilannya aduhai. Bisa ditebak ia bukan orang dari kalangan biasa. Tas kecilnya bermerek hermes. Gila!

    Pertemuan itu membekas. Itulah sebabnya aku berada di restaurant mewah ini. Menunggunya menghampiriku. Aku sudah menyiapkan bunga untuknya. Bahkan hendak membacakan puisi "Aku Ingin" karya Sapardi. Kusudah total siapkan diri ini. Sebab dari kaca mataku selama ini, ia orang sederhana sekalipun dari kalangan atas. Apalagi, ia sempat mengirimiku puisi "Aku Ingin".

    Kesempatanku hari ini, di tempat ini. Mencurahkan isi hati yang terpendam selama ini. Aku melihatnya datang. Sempat terpikir menjemputnya di pintu. Tapi, kuurungkan, sebab aku sedikit gugup. Aku memberi kode kepada karyawan di restauran. Instrumen lagu Bryan Adams, "Everything I Do," memberikan nuansa romantis. Ia terlihat biasa saja, kemudian ia baru menyadarinya. Ia tersenyum kepadaku

    "Thanks," ucapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline