Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fiksi Mini: Senyum Kenangan

Diperbarui: 12 September 2023   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

                Senyum Kenangan 

Mata memberi kode biasa, mulai perih dan berat berkedip. Pikiran mulai tak fokus. Tetapi, raga semacam memaksa untuk sejenak menikmati waktu. Menunda waktu tidur malam, jari berselancar di media sosial, sekedar mencari hiburan siapa tahu ada kasus viral. Ini trik yang jitu, kantuk seolah terusir, gelak tawa menghampir. Aktifitas jadi diusik, saat pesan masuk via whatssapp. Berkat rasa penasaran, ada niat membuka pesan.

"Apa kabar? Lama tak jumpa. Nomor ponselmu jarang aktif."

Aku tertegun. Pesan itu dari, Rini, tertulis jelas di bagian bawah pesan. Aku terdiam sejenak. Bayangan masa lalu mengkilat.

"Tidak ada alasan aku melepasmu," kata Rini dengan iringan senyum terbaiknya.

Aku menatapnya. Air mata tak kuasa kutahan. Mengalir begitu saja. Aku terharu, sebab ini ungkapan cinta yang luar biasa.

"Tak 'kan ada yang bisa memisahkan kita," kataku.

Rini memelukku. Cintanya kurasa, harapan bersama kian terasa.

Aku bersemangat membalas pesan. Kucurahkan rinduku yang tertahan. Kupastikan hubungan ini berakhir di pelaminan.

"Bunga mingguanmu tunggak dua bulan. Per minggu Rp 200.000, total Rp 1.600.000," pesannya.

Bahagiaku terkubur. Aku mematung, mengecek foto profilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline