Lihat ke Halaman Asli

M. Hamse

Hobi Menulis

Fobia

Diperbarui: 7 Desember 2022   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fobia

Kecemasan semakin membesar. Pompa jantungnya kian cepat saja. Ia kikuk seperti anak kecil, tidak seperti biasanya! "Mati saya!" desisnya. Ia melompat keluar dari kamarnya dengan perasaan yang was-was.

"Ine1 ... , mana jaketku? Biasanya saya simpan di sini!" teriaknya di ruang tamu.

Yang dipanggil tergopoh-gopoh. Dengan wajah takut dan perasaan kalut, ibu tua renta itu membolak-balik pakaian di kursi plastik. Ia berkali-kali membolak-balik, tak ditemukan. Ia bergegas ke kamar, mencari di tumpukan baju di atas tempat tidur, tidak ketemu juga. Ia makin takut saja. Takut kepada anak sendiri? Ah, ini jadi pertanyaan besar!

"Mana?" teriaknya lagi.

"Tidak tahu, Nak! Mungkin ... ," ia tak melanjutkan kalimatnya.

"Mungkin apa?" teriaknya lagi.

"Mungkin, Ine belum mencucinya," jawabnya terbata.

"Wedol tu'u ghau ta2," marahnya.

Ia bergegas keluar, ditendangnya kursi itu sampai barang-barang berjatuhan. Ia sangat kedinginan. Gejala demam, mungkin! "Uhuk ... uhuk ... ," ia batuk sepanjang jalan. Hidungnya gatal-gatal, "Dasar pilek, bangsat!" makinya. Ia terus berjalan. Ia sangat takut, gara-gara ia menonton berita semalam, di rumah tetangga.

"Ya, itu gejalanya. Kalau kamu tak cepat-cepat ke rumah sakit, bisa gawat!" kata teman yang dijumpainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline