Bagaimana acara tahun baruan kemarin? Seru? Apakah kamu termasuk orang yang seru-seruan di tahun baru atau yang memilih untuk di rumah aja karena ke mana-mana macet? Halo warga lokal Yogya.
Apapun itu, kemungkinan besar ada satu rutinitas akhir tahun yang tidak kita lewatkan. Apa lagi kalau bukan refleksi akhir tahun (bukan refleksi di Djemari yha~) yang dilanjutkan dengan membuat resolusi tahun baru.
Sayangnya, sebagian besar resolusi tahun baru itu gugur hanya dalam waktu dua sampai tiga minggu saja setelah tahun baru. Menurut Psychology Today, dari sekitar 74 persen orang yang membuat resolusi tahun baru hanya sekitar 19 persen yang berhasil mempertahankan resolusinya sampai beberapa waktu. Resolusi tahun baru yang diharapkan dapat membuat tahun yang akan datang menjadi lebih baik bahkan tidak bertahan sampai bulan Februari.
Lalu, bagaimana cara agar resolusi tahun baru yang kita buat tidak sia-sia? Berikut adalah beberapa di antaranya.
#1. Buat resolusi tahun baru yang spesifik
Alih-alih mengatakan ingin hidup lebih sehat atau ingin berolahraga dengan lebih teratur di tahun yang akan datang, jauh lebih baik jika kita menetapkan tujuan yang lebih spesifik. Misalnya menjadi cukup fit untuk ikut lomba lari 5 km di bulan Juni. Tujuan yang lebih spesifik membuat kita dapat menetapkan langkah apa saja yang diperlukan untuk mencapainya.
#2. Buat resolusi tahun baru yang terukur
Selain spesifik, resolusi tahun baru kita sebaiknya juga terukur. Hal ini bertujuan agar kita dapat melihat sejauh mana kita telah mendekati tujuan. Juga sebagai titik refleksi untuk memperbaiki langkah yang akan diambil jika ternyata kita tidak makin dekat dengan target.
Contohnya jika resolusi tahun baru kita adalah cukup fit untuk ikut lomba lari 5 km di bulan Juni, maka kita dapat mengecek kemajuan kita dengan mencoba lari 1 km di akhir bulan Januari, 2 km di akhir bulan Februari, 3 km di akhir bulan Maret, dan seterusnya.
#3. Buat resolusi tahun baru yang mungkin dicapai