"Jadi kemarin kita turun ke desa lalu menemukan..."
"Sebentar.. kita?" Aku menghentikan laporan mahasiswa itu.
"Iya, kita turun ke desa.."
"Memang saya ikut?"
"Ya nggak dong Pak. Kan kita.."
Cuplikan kisah di atas adalah percakapan teman saya dengan mahasiswa magang di puskesmasnya. Dia menceritakannya pada saya setelah saya berhasil menjawab pertanyaan "Kris, kamu tahu bedanya kita dan kami nggak?" dengan benar.
Alkisah karena pusing dengan mahasiswa tersebut yang ngeyel bahwa kita dan kami adalah sama, teman saya ini memanggil dosen pembimbing yang menyertai kelompok mahasiswa itu.
"Pak. Ini mahasiswanya kok nggak tahu bedanya kita dan kami ya?"
Di luar dugaan, dosen pembimbing yang masih relatif muda itu balik bertanya "Memangnya beda Dok?" DOENG!
Mendengar kisah tersebut saya dapat memahami mengapa teman saya sangat senang ketika mendengar jawaban saya "Ya jelas beda lah. Kita itu kata ganti untuk orang pertama yang merupakan kelompok yang digunakan saat orang yang diajak bicara termasuk dalam kumpulan tersebut sedangkan kami adalah kata ganti yang digunakan ketika orang yang diajak bicara tidak termasuk dalam kelompok tersebut."
"Tepat sekali." Teman saya puas mendengarkan jawaban itu.