Kompasiana baru-baru ini meluncurkan program loyality terbarunya: K reward. Ini adalah program pemberian imbalan (kalau boleh saya sebut demikian) terhadap konten yang dimuat di Kompasiana. Hal ini sekaligus sebagai jawaban atas pertanyaan "Nulis di Kompasianaa dapat apa?" pada para kompasianer ketika mulai banyak situs yang membayar penulisnya.
Cara ini dapat menarik kembali Kompasianer yang sudah lama vakum untuk kembali menulis. Tapi dapat pula mengurangi idealisme kepenulisan, seperti yang dituliskan seorang teman Facebook saya yang kebetulan Kompasianer berverifikasi centang biru "Ketika gratisan, nulis di K seperti mencurahkan idealisme berbagi dengan orang lain. Setelah ada iming-iming hadiah malah berasa jadi bounty hunter." Benar tidaknya tergantung masing-masing kita.
Saya sendiri adalah salah satu yang tertarik menjawab tantangan K-rewards ini. Hehe.. merupakan tantangan karena Kompasiana mensyaratkan minimal 5.000 view article dalam kurun waktu 29 hari, mulai dari tanggal 23 Februari 2018 sampai 23 Maret 2018. Jarang-jarang lah artikel saya bisa mendapat view sebanyak itu dalam waktu kurang dari 1 bulan saja.
Alasan pertama saya mencoba menaklukan program ini tentu saja iming-iming monetisasinya. Matre? Hm.. yang penting tidak merugikan siapapun bukan?
Alasan selanjutnya adalah ini merupakan program bagus untuk membiasakan diri menulis. Baik menulis dengan baik maupun rutin. Mengapa demikian? Nah, ini dia inti artikel ini: strategi lolos program K-reward.
Syarat pertama agar masuk dalam perhitungan K-rewards adalah mendapatkan minimal 5.000 view articledalam kurun waktu 29 hari, terhitung sejak 23 Februari 2018 sampai 23 Maret 2018. Perhitungan ini dapat diperoleh dari artikel baru maupun lama sehingga jika sudah memiliki banyak artikel lama akan cukup membantu. Link-kan saja artikel lama Anda yang masih relevan ke artikel baru yang berhubungan. Tetapi kalau Anda adalah penulis baru, ini menjadi tugas yang sedikit berat.
Pertama, cobalah untuk mencapai headline
Atau minimal highlight. Jika artikel Anda terpilih sebagai headline, jumlah view article yang didapat bisa cukup tinggi. Seperti artikel saya "Fenomena pelakor dan cara menghadapinya" sampai saat ini sudah lebih dari 500 view article. Dengan 10 artikel semacam ini saja jumlah minimal view dapat tercapai. Tapi pertanyaanya, mampukah Anda membuat artikel yang headline terus-menerus sepuluh kali berturut-turut? Saya sih tidak. Karenanya saya melanjutkan ke tips selanjutnya.
Kedua, buat artikel dalam jumlah besar
Kompasiana memberikan kesempatan bagi kita untuk menayangkan satu artikel tiap jam. Ini berarti dalam sehari kita bisa menayangkan maksimum 24 artikel. Tapi bukan ini maksud saya. Lima ribu view dalam 29 hari berarti 172 view tiap harinya. Berarti upayakan setiap hari mendapatkan view sejumlah itu. Berapa banyak artikel yang harus ditulis per harinya tergantung pada rerata pembaca artikel Anda saat ini. Jika 100 pembaca per artikel, maka tulis 2 artikel per hari. Tapi jika 10 pembaca per artikel saya rasa sebaiknya Anda belajar menulis dengan lebih baik alih-alih membombardir pembaca dengan artikel yang ya...begitulah.
Ketiga, jangan gunakan judul yang clickbait.