Lihat ke Halaman Asli

Cara Mencegah Gigitan Anjing

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dogs never bite me. Just humans.

-Marylin Monroe (1926-1962)-

Anjing adalah hewan yang bersahabat, dapat dikatakan bahwa anjing adalah salah satu sahabat manusia. Anjing relatif mudah diajari dibandingkan kucing dan dapat dipercayakan tugas menjaga rumah. Tidak heran jika hewan satu ini banyak dijadikan binatang peliharaan dan dianggap “anggota keluarga”.

Meskipun pintar dan bersahabat, kadang anjing dapat pula menyerang manusia. Bukan hanya orang jahat yang berniat mencuri di rumah kita namun juga orang yang dianggap mencurigakan. Karenanya “awas anjing galak” seringkali dituliskan di pintu pagar sebuah rumah yang memelihara anjing, entah anjing yang mereka pelihara memang galak atau sekedar untuk menakut-nakuti. Saya pernah melihat sebuah foto lucu yang mungkin menggambarkan saya dengan anjing peliharaan saya “the dog is fine, beware of it’s owner” haha.. Yang punya lebih galak dari anjingnya. (^^)v

Kembali ke “awas anjing galak” tadi, peringatan itu mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan serangan oleh anjing. Kejadian gigitan anjing ini bervariasi seperti 0-9 kasus (median 1,9) per 10.000 orang di Kanada (1), 442 kasus per 100.000 orang di Florida (2). Kebanyakan korbannya adalah anak-anak di bawah usia 6 tahun dengan penyebab yang tidak jelas. Sedangkan orang berusia di atas 6 tahun lebih sering digigit anjing yang tidak dikenalnya daripada hewan peliharaan. (2)

Kelompok yang paling rawan mengalami serangan dari anjing adalah anak-anak yang masih kecil. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih besar keingintahuannya, terkadang mereka dapat mengganggu anjing tanpa disadari. Pada saat itulah anjing menyerang. Mengajari anak-anak tentang bagaimana harus bersikap saat menghadapi anjing dapat mengurangi risiko gigitan anjing bagi mereka.

Berikut ini karakteristik perilaku anjing dan respon yang dianjurkan bagi kita (3):

1.Anjing mencium sebagai bentuk komunikasi

Jika kita bertemu anjing, hal pertama yang akan dia lakukan adalah mengendus-endus kita. Itu adalah bentuk komunikasi dari anjing. Jadi disarankan untuk membiarkan anjing mengendus kita sebelum membelai kepala atau badannya. Istilah teman saya “kenalan dulu sama anjingnya”

2.Anjing suka mengejar obyek yang bergerak

Anjing suka sekali mengejar sesuatu yang bergerak. Beri dia bola untuk dikejar, frisbee untuk ditangkat, dan lari maka anda akan dikejar. Sebaiknya tidak berlari di depan anjing, terutama jika anda takut anjing, karena bisa dipastikan anda akan dikejar.

3.Anjing dapat lari lebih cepat dari manusia

Inilah yang memastikan tidak ada gunanya membuat anda dikejar anjing, pasti akan tertangkap.

4.Berteriak membangkitkan perilaku predator anjing

Berusahalah untuk tetap tenang saat menghadapi anjing yang menggonggongi anda dengan ribut. Menjerit atau berteriak akan menimbulkan masalah.

5.Kontak mata dapat diartikan sebagai ancaman

Jangan tatap mata anjing

6.Anjing cenderung menyerang anggota gerak, wajah, dan leher

Jika diserang anjing, berdiri (dengan kaki dirapatkan), dan lindungi leher dan wajah anda dengan lengan dan tangan.

7.Berbaring di tanah memicu serangan

Berdiri! Jika Anda diserang ketika sedang berbaring, usahakan wajah menghadap ke tanah dan lindungi telinga anda. Jangan bergerak.

8.Anjing yang sedang berkelahi menggigit apapun yang ada di dekatnya

Jangan coba-coba melerai anjing yang sedang berkelahi dengan sesamanya.

Sumber:

(1)  Clarke NM, Fraser D. Animal control measures and their relationship to the reported incidence of dog bites in urban Canadian municipalities. Can Vet J. 2013; 54(2): 145-149

(2)  Matthias J, Templin M, Jordan MM, Stanek D. Cause, setting and ownership analysis of dog bites in bay county, Florida from 2009 to 2010. Zoonoses and public health. 2015. 62(1): 38-43

(3) Schalamon J, Ainoedhofer H, Singer G, et al. Analysis of dog bites in children who are younger than 17 years. Pediatrics. 2006. 117: e374-e379

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline