Hampir satu setengah tahun, Indonesia dilanda pandemi Covid-19, apa kabar para orang tua harus ikut berkutat dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ)?
Pastinya tak mudah, ya?
Walau sudah berlalu lama sekali, sayapun pernah mengalami. Tentunya bukan disebabkan PJJ, tetapi 3 anak laki-laki saya yang unik yang membuat saya ikut mempelajari materi pelajaran mereka. Paska kenaikan kelas, alih-alih liburan, kami malah jalan-jalan ke toko buku Gramedia mencari buku pelajaran. Tentunya sekalian membeli buku komik kesukaan mereka, seperti "Detektif Conan", "Asterix" dan " Petualangan Tintin".
Sesampainya di rumah, saya membaca buku pelajaran bergantian dengan anak. Misalnya anak saya nomor 2 naik ke kelas 5, maka saya baca buku IPA untuk kelas 5 bab pertama. Setelah saya selesai, gantian anak saya yang membaca buku tersebut. Kemudian dia harus bisa menerangkan materi yang dibacanya. Jika berhasil, hadiahnya boleh main game. :D
Kegiatan ini menjadi win-wiin solution bagi rengekan mereka yang ingin mengisi waktu libur dengan hanya main game. Sejak bangun pagi, mandi hingga waktunya tidur di malam hari maunya di depan monitor, termasuk makan pagi, makan siang dan makan malam. Salat dikerjakan dengan ngebut. Yang penting salat sudah tunai. Duh ^^
Daftar Isi
- Feynman Technique, Cara Belajar yang Jitu dan Menyenangkan
- Ruangbelajar by Ruangguru, Gudangnya Materi Pelajaran
- Anak Semangat Belajar Berkat Fitur ruangbelajar by Ruangguru
- Cara Mendaftar ruangbelajar dari Ruangguru
Pertimbangan saya, jika anak mampu menjelaskan isi buku, berarti dia sudah paham akan materi pelajaran. Konsisten meakukan dengan menyicil, sampai waktu sekolah tiba. Tanpa berpatokan waktu pemberian materi oleh guru. Karena apabila guru sudah memberikan materi bisa dipastikan akan ada test/latihan atau semacamnya. Lebih baik melakukan persiapan, daripada anak belajar kebut semalam dan membuat ibunya ikut-ikutan stress.
Kegiatan ini baru berhenti setelah anak-anak menginjak bangku sekolah lanjutan. Saya lempar handuk, gak sanggup, materinya mulai berat. Selain itu di sekolah lanjutan biasanya mereka sudah mandiri, mereka memilih bimbingan belajar yang disukai.
Setelah kerap browsing, saya baru tahu bahwa apa yang saya lakukan bersama anak-anak merupakan Feynman Technique, atau teknik belajar dengan mengajarkan suatu materi kepada orang lain. Dinamakan sesuai nama penemunya, Richard Feynman, seorang saintis penerima Nobel di bidang Fisika tentang Elektrodinamika Kuantum pada tahun 1965.
Selain saintis, Richard Feynman juga dikenal sebagai guru yang mendapat julukan "The Great Explainer" atau "Pemberi Penjelasan yang Hebat". Dia mampu menerangkan teori atau ide yang rumit dengan bahasa sederhana pada kalangan umum/awam. (sumber: wikipedia)