Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Volunteer Zero Waste Cities

Mengubah Paradigma tentang Sampah di Konferensi Internasional Zero Waste Cities

Diperbarui: 9 Maret 2018   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Flore Berlingen di International Zero Waste Cities Conference (doc. Maria G Soemitro)

"Sayangi bumi, bersihkan dari sampah"

Demikian tagline International Zero Waste Cities Conference  (IZWCC) yang dihelat dalam melengkapi rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) ke – 12 di Kota Bandung, Cimahi dan Soreang pada tanggal  5 – 7 Maret 2018.  Merupakan  konferensi  internasional ke -3 dan pertama di Indonesia setelah penyelenggaraan  pertama dan kedua di Philipina.

Unik sekaligus sangat beralasan mengapa Kota Bandung, Cimahi serta  Soreang terpilih  sebagai tuan rumah. Yaitu:

  • Akibat longsornya tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Leuwigajah tercetuslah Hari Peduli Sampah Nasional setiap tanggal 21 Februari.  Sebagaimana diketahui  tumpukan sampah Leuwigajah  berasal dari tiga daerah tersebut:  Kota Bandung,  Cimahi dan Kabupaten Bandung.
  • Ketiga kawasan tersebut, khususnya Kota Bandung dan Cimahi merupakan tuan rumah yang paling siap dibanding kota-kota lain di Indonesia. Karena telah membentuk Kawasan Bebas Sampah (KIBS) serta membuat beberapa terobosan terkait pengelolaan sampah.
  • Tak kalah penting adalah para pegiat persampahan yang bergabung dalam Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS). Mereka adalah lembaga independen seperti YPBB, Greeneration Indonesia, pihak pemerintah dan media setempat.

Konferensi ini memang tidak hanya membahas bagaimana agar sampah tidak terlihat oleh pandangan mata orang awam. Tapi juga meniadakan sampah yang diaplikasikan pada kota nol sampah (zero waste cities) dengan berpijak pada circular economy.

Karena itu forum terbagi  dua, yang pertama  City Leader Forum, diikuti para kepala daerah dari seluruh Indonesia yang bisa diwakili SKPD terkait.  Diselenggarakan di Hotel Papandayan,  event bertujuan agar para pemegang kebijakan memahami  konsep circular city yang mampu menciptakan sumber daya bagi pembangunan kota.  Diharapkan konsep ini menjadi dasar pembangunan  di wilayah masing-masing.

Forum kedua adalah Civil Society Forum dengan materi dan suasana yang lebih cair. Diselenggarakan di Eco Camp yang terletak di Bandung utara nan sejuk, warga masyarakat mendapat wawasan circular city dari para pakarnya, perwakilan Gllobal Alliance for Incinerator alternatives (GAIA), Break Free From  Plastic (BFFP), Aliansi Zero  Waste Indonesia (AZWI) selama 5 hari.

Karena menyasar peserta yang kemungkinan besar belum memahami  circular city, maka diterapkan Zero Waste Event, yaitu sistem pengelolaan sampah yang diterapkan pada suatu kegiatan (event).  Tujuannya  untuk meminimalisasi sampah menuju nol sampah (zero waste). Harapannya agar  peserta event mendapat edukasi,  ibarat  menciptakan sebuah “dunia kecil” yang kondusif untuk belajar memperlakukan barang yang sudah tidak terpakai (mengelola sampah).

Ruang pertemuan:

Berlawanan dengan kebiasaan makan orang kita  yang  meninggalkan piring bekas makanan dan sampah sisa makanan di meja atau sering dimana saja. Dalam penyelenggaraan IZWCC, usai makan snack dan santap siang, peserta diharapkan mendatangi  Zero Waste Spot untuk membuang sampahnya pada tempat sampah khusus dan meletakkan piring serta sendok garpu di tray yang disediakan.

Zero Waste Spot (doc. Maria G Soemitro)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline