Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Volunteer Zero Waste Cities

Dompet Jadul Vs Dompet Virtual

Diperbarui: 31 Desember 2016   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

businesstoday

Siapapun ingin berbelanja dengan aman. Tak rela rasanya jika uang yang dikumpulkan dengan susah payah, rupiah demi rupiah, akhirnya raib akibat kurang berhati-hati ketika berbelanja di online shop. Ketakutan saya bukan tanpa dasar, menurut survey Kapersky Lab dan B2B International, 26 % konsumen Indonesia menjadi korban penipuan online.

Agar terhindar penipuan, saya biasanya belanja pada kerabat atau teman blogger yang mempromosikan barang jualannya via facebook dan twitter. Berbelanja sambil ngobrol ngalor ngiduldan minta diskon, sungguh merupakan keasyikan tersendiri

Hingga akhirnya saya harus berbelanja pada online shop terpercaya sesungguhnya. September silam, setelah berhari-hari rewel dan menyebabkan aliran listrik konslet, akhirnya charger laptop meninggalkan saya untuk selamanya. Enggan bekerja sama lagi.

Bisa dibayangkan betapa merananya blogger tanpa laptop. Sedih sekali.

Sebelum si charger memutuskan hubungan kerja, sebetulnya saya sudah berburu penggantinya ke pusat penjualan elektronik terlengkap di Bandung. Sayang, harganya tidak ada yang sesuai dengan isi dompet. Akhirnya malah pulang dengan perut kekenyangan. Maklum area penjualan asesoris laptop berdekatan dengan foodcourt yang menguarkan harum kuliner menggoda iman. Alamak.

REKENING BERSAMA

Dengan bantuan Google, saya menemukan charger Sony Vaio 19,5 V 4,7 A  dengan potongan harga hampir 50 %. Wah  saya sungguh beruntung. transaksinyapun bakal aman. Karena penjual bekerja sama dengan e-commerce yang memberi layanan rekening bersama. E-commerce  sebagai pihak ketiga akan menahan uang pembayaran hingga  barang saya terima dan menggaransi 100 % uang kembali jika barang tak sesuai pesanan.

Ada beberapa jenis pembayaran yang ditawarkan selain kartu kredit, yaitu transfer via ATM atau membayar melalui ritel seperti Indomart dan Alfamart. Wah boleh dicoba, beberapa rekan dan kerabat saya sangat anti bank, mereka enggan terkena riba, sehingga jangankan kartu kredit, rekening bankpun mereka tidak punya. 

Nah setelah centang Alfamart, saya segera kesana karena waktu yang diberikan hanya 1 x 12 jam. Takut terlena dan lupa,

Sedihnya Alfamart terdekat sedang bermasalah akses internetnya sehingga saya harus berjalan cukup jauh menuju Alfamart lainnya. Tercatat pukul  10.38 transaksi pembayaran sukses dilakukan, ditambah Rp 2.500 biaya jasa (fee) yang diterapkan Alfamart, saya jajan biscuit Rp 5.000 untuk upah jalan kaki. Ya, begitulah ….. ^-^

Ternyata semua terekam. Tanggal  faktur dibuat. Tanggal  terjadi pembayaran. Tanggal  penjual mengepak barang dan tanggal  barang dikirim dengan estimasi  hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline