Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Volunteer Zero Waste Cities

Hi, Follow Me

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13560897332061366227

Mau kemana? Ah, hanya sekedar mengajak berjalan-jalan ke sekeliling Bandung melihat banyak hal disela kesemrawutan. Apakah itu? Rimbunnya pepohonan misalnya, pohon yang ditanam di sepanjang trotoar untuk memenuhi ambisi walikota Bandung dengan semboyannya: “Tiada Hari Tanpa Menanam Pohon”. Lha mau ditanam dimana? Hutan kota Babakan Siliwangi  akan dibangun rumah makan, Kawasan Bandung Utara (KBU) khususnya Punclut sudah digunduli untuk pembangunan rumah mewah. Ya dimana saja, di dalam taman yang sudah penuh pohonpun jadilah walau berakibat tanaman akan tumbuh terlalu dekat. [caption id="attachment_230807" align="aligncenter" width="449" caption="pepohonan di Taman Cilaki (dok. Maria Hardayanto)"][/caption] Maka terbentuklah huruf H dari  dua pohon yang penulis lihat di Taman Cilaki dan dijadikan area Festival Kaulinan Bandung. [caption id="attachment_230808" align="aligncenter" width="484" caption="pagar Taman Cilaki (dok. Maria Hardayanto)"]

135609017615830690

[/caption] Sedangkan huruf A didapat dari framing pagar taman Cilaki juga. Jumlah taman yang cukup banyak di kota Bandung bernasib sama : Terlantar! Alasannya kurang dana, sehingga “sah” untuk tidak dirawat. Entah apa alasannya dipagar besi, toh tetap tidak terawat dan tetap menjadi tempat ternyaman bagi gelandang dan pengemis (gepeng). Kejam memang:  menanam dan enggan merawat!  Terlebih di musim kemarau, taman- taman menjadi tandus, bunga-bunga jatuh berserakan bercampur sampah yang entah mengapa dibuang begitu saja padahal disediakan tempat sampah cukup banyak. [caption id="attachment_230809" align="aligncenter" width="440" caption="penanaman pohon yang tidak manusiawi di jalan Dago Bandung (dok. Maria Hardayanto)"]

1356090393895435072

[/caption] Sedangkan huruf I didapat ketika pohon dianiaya. Asal-asalan ditanam dalam satu lubang di trotoar dan disemen tanpa memberi kesempatan untuk tumbuh kembang maksimal. Pepohonan bernasib sama dapat dilihat di sepanjang jalan protokol Bandung. [caption id="attachment_230833" align="aligncenter" width="430" caption="pohon pisang (dok. Maria Hardayanto)"]

13560952091509705198

[/caption] Huruf F, memang sedikit memaksa. Didapat dari tanaman pisang yang berbuah menantang langit. Hmmm………di dalam kota Bandung masih didapat tanaman pisang walau nampaknya terkena polutan sehingga menghitam. [caption id="attachment_230812" align="aligncenter" width="430" caption="ular (dok. Maria Hardayanto)"]

13560910961458572759

[/caption] Sebagaimana lazimnya keaneka ragaman hayati, adanya ular menjadi keniscayaan karena itu ular di dalam kandang ini menjadi huruf O yang siap dikeluarkan. [caption id="attachment_230813" align="aligncenter" width="424" caption="bunga (dok. Maria Hardayanto)"]

13560913671222444378

[/caption] Tidak hanya pepohonan, bunga-bunga pun bermekaran di kota yang dulu mendapat julukan Paris Van Java. Kali ini membentuk L terbalik, tidak apa-apa ( #maksa lagi  ^_^)....... yang penting bunganya cantik. [caption id="attachment_230827" align="aligncenter" width="452" caption="batang tanaman liar (dok. Maria Hardayanto)"]

1356094400998859945

[/caption] Huruf L  juga  didapat dari batang tanaman liar, tumbuh menyemak, buahnya lazim digunakan untuk permainan anak perempuan. [caption id="attachment_230817" align="aligncenter" width="463" caption="sumur resapan di rumah pribadi (dok. Maria Hardayanto)"]

1356092194511975868

[/caption] Huruf O  berikutnya berupa lingkaran diatas  sumur resapan yang telah ditutup rapi. Tanda cat putih adalah penanda sumur resapan yang berisi batu kali, ijuk atau boleh juga dikosongkan. Air akan mengalir kedalam sumur resapan dan menjadi tabungan hingga generasi penerus. Karena itu rugilah mereka yang tidak membuat sumur resapan. Bukan sekedar memenuhi peraturan pemerintah, tapi apa salahnya menyimpan air hujan yang diberikan gratis..tis…tis…oleh alam? Biayanya hanya mencapai satu persen untuk rumah sederhana dan sangat tidak berarti bagi rumah mewah. [caption id="attachment_230819" align="aligncenter" width="508" caption="pohon di jalan Belitung Bandung (dok. Maria Hardayanto)"]

1356092368312153641

[/caption] Sedangkan huruf W didapat dari kelebatan pepohonan. Bandung masih menyimpan rimbunnya dedaunan yang rajin menyuplai oksigen bagi manusia. [caption id="attachment_230859" align="aligncenter" width="513" caption="deretan tenda HelarFest 2012 (Maria Hardayanto)"]

1356107464475508819

[/caption] Bagaimana dengan huruf M? Didapat ketika Bandung Creative City Forum (BBCF) mengadakan HelarFest khususnya perhelatan kaulinan Bandung, deretan tenda ini menjadi unik sebagai huruf M. [caption id="attachment_230823" align="aligncenter" width="352" caption="sumur resapan di badan jalan (dok. Maria Hardayanto)"]

13560932712118270243

[/caption] Huruf terakhir adalah E, berupa sumur resapan yang dibangun di badan jalan pemukiman padat. Berhubung ketiadaan lahan, suatu rumah  seluas 20 meter persegi bisa dihuni lebih dari 3 kepala keluarga yang membangun kamarnya hingga lantai dua atau lantai tiga. Memaksa instansi terkait membangun sumur resapan di badan jalan. Toh anggaran untuk membangun sumur resapan itu ada, hanya sering tidak tersosialisasi dengan baik. Alam memberi begitu banyak, manusialah yang sering salah menafsirkan. Alih-alih membuat sumur resapan  untuk menabung air yang diberikan gratis oleh alam, manusia justru menyia-nyiakannya. Sehingga terjadi banjir di musim hujan, sebaliknya krisis air di musim kemarau. Kita juga sering lalai mengerti kebutuhan pohon walau menyadari  betapa substansialnya arti pohon bagi manusia. Pohon memasok oksigen, sehingga harusnya ditanam dengan benar. Penanaman asal-asalan dan tanpa perawatan  berpotensi tumbang ketika makin membesar , tercekik trotoar serta terserang hama. Bandung ditengah kusut masainya pembangunan kota, masih mengasyikkan untuk dikunjungi. Karena itu tidak aneh, seluruh jalan protokol Bandung akan macet  setiap Jum’at, Sabtu dan Minggu. Dipenuhi wisatawan domestik yang mencoba rasa jajanan baru atau sekedar merasakan asyiknya berdesakan di Venezia Van City mencari busana atau tas yang katanya murah. Ah,............. Bandung adalah Bandung, ditengah kesemrawutannya tetap dirindu. **Maria Hardayanto** Ingin melihat asyiknya Kampretos belajar mengeja? Silakan klik di WPC 30 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline