Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Volunteer Zero Waste Cities

Mencoba Resep Kuliner ala Kompasianer

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345827976285187605

Walau tidak pernah jadi headline, Kompasianer (mayoritas perempuan) rajin menulis tentang masakan kesukaan termasuk resepnya. Kemarin saya mendapat resep baru dari ibu Siti Swandari , yaitu sup kacang hijau yang sueger n lekker. Sangat bermanfaat karena ibu Siti Swandari juga menyertakan manfaat kacang hijau:

Mengandung fosfor, kalsium dan asam folat serta berbagai vitamine dan mineral.

Konon bisa mengobati berbagai penyakit, darah tinggi , tbc , menstabilkan asam lambung , menurunkan demam, dan untuk kecantikan , menghilangkan jerawat dan bintik2 hitam. Membuat otak cerdas , meningkatkan daya ingat , untuk sakit jantung, karena punya lemak tak jenuh, untuk pertumbuhan,kekuatan tulang,karena membantu penyerapan protein, bisa pencegah kanker dan beri-beri."

Menarik bukan?

Khusus lebaran kali ini saya mempraktekkan resep masakan rendang (Hot)ala Fera yang pernah diposting tanggal 31 Juli 2011 di kanal Telkomsel yang tidak tahu kenapa kok sekarang sulit dibuka. Mungkin senasib dengan tulisan-tulisan saya di kanal greennya Nokia Green Ambassador yang raib hingga kini.

Untung tahun lalu saya langsung mempraktekkan resep masakan kompasianer Fera Nuraini ini. Sebetulnya saya membuat karena penasaran. Masak rendang kok ngga ada santannya padahal seperti tulisan rendangnya kompasianer Hazmi Srondol yang namanya rendang  ya harus ada santannya. Jumlahnya 20 butir pula wuaduhh……

Nah keunikan resep  Fera terletak pada banyaknya tomat , cabai (besar) dan cabai rawit (iyalah …….makanya dinamakan hot oleh Fera). Bumbu lainnya sama saja: bawang merah, bawang putih, garam …….standar pokoknya. Malah nggak ada daun salam, laos, kunyit dan daun kunyit (wah mungkin di Hongkong susah cari daun kunyit ya Fer?).

Rendang dibuat mengental karena  tomat yang dimasukkan cukup banyak. Sayang, anak-anak saya kurang begitu suka rasa rendang yang “ringan” ini.  Mungkin rasanya kurang nendang sehingga  pada lebaran kali ini saya tambahkan santan dan jadilah………….

[caption id="attachment_208487" align="aligncenter" width="547" caption="rendang suka-suka (dok. Maria Hardayanto)"][/caption]

Rasanya? Menurut saya sih enak. Yang pasti keluarga menyukai dan habis dalam sekejap. Walaupun mungkin menurut pak Hazmi Srondol, masakan ini bukan rendang namanya tapi kaliyo. Karena resep rendang yang utama ya hanya bawang putih, brambang (bawang merah), cabe merah yang banyak dan santan (ini harus ada dan wajib hukumnya). Kalau nggak salah ukurannya 1 kg daging sapi harus dimasak dengan 4 kg kelapa parut (diambil santannya). Bahkan resep asli rendang dari negeri  leluhur rendang tuh nggak ada tomatnya.

Tapi justru tomat ini penetralisir rasa rendang yang terlalu berlemak. Ya mungkin sekarang namanya rendang suka-suka. Tidak persis rendang (Hot) ala Fera, terlebih rendang keluarga pak Hazmi yang berasal dari 2 mazhab  ^_^ .

Resep berikutnya yang saya coba adalah manisan kolang kaling ala Tika. Resep yang menarik karena Tika memasak kolang kaling dengan minuman bersoda  warna merah sehingga warna merah manisan kolang-kaling didapat dari minuman bersoda tersebut.

Saya senang membuat sendiri manisan kolang kaling. Lebih murah dibanding membeli (hampir 50% bedanya) juga kolang kaling yang kita pilih pastinya  segar, besar- besar tapi tidak keras karena sudah terlalu tua. Sayangnya gara-gara suatu televisi swasta rajin menayangkan reportase investigasi tentang makanan dengan pewarna tekstil, anak-anak enggan makan manisan kolang-kaling yang saya buat. Meski sudah saya bujuk dengan menunjukkan pewarna makanan yang digunakan serta cara pembuatannya yang hanya memerlukan beberapa tetes saja.

Untunglah ada resep Tika. Anak-anak memang aneh, takut pewarna makanan tekstil tapi doyan minuman soda berwarna merah. Jadilah saya membeli 2 kg kolang kaling dan 2 liter minuman bersoda. Dicuci bersih seperti petunjuk Tika kemudian dimasak dengan minuman bersoda.

Seperti biasa, setiap keluarga mempunyai ciri khas. Saya selalu menambah perasan jeruk nipis pada manisan kolang-kaling serta daun pandan. Khusus kali ini saya ingin bereksperimen menambah sirup terong belanda yang bewarna merah agar rasanya asam segar. Hmmmm…….

Jadi deh……….

[caption id="attachment_208488" align="aligncenter" width="505" caption="manisan kolang-kaling (dok. Maria Hardayanto)"]

1345828093479178277

[/caption]

Dimakan dengan sajian khas Jawa barat yaitu peuyeum ketan hitam atau bisa juga dengan es buah, slurrppphh ............... rasanya seger dan enak banget.

Oiya komposisi manisan kolang-kaling saya berbeda dengan Tika karena untuk 2 kg kolang-kaling saya hanya memakai satu liter minuman bersoda (walaupun beli 2 buah ^^), menambahkan sirup terong belanda (katanya sih asli Medan), gula, jeruk nipis, sedikit garam dan daun pandan.

Asyik kan? Sharing dan connecting merambah dunia kuliner keluarga. Terkadang hanya sebagai pengetahuan, tapi apabila tertarik untuk mengaplikasikannya akan membuat dunia semakin berkualitas dan berwarna.

Perlu bukti?  Ini buktinya ………………………..#ngiklan ^_^

**Maria Hardayanto**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline