Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Volunteer Zero Waste Cities

Peringatan Sumpah Pemuda di Dago Pojok Bandung

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_144640" align="aligncenter" width="640" caption="Pembukaan Kampung Wisata (dok. Bank Zoel)"][/caption] Hari gini masih mempermasalahkan si Cina, si Jawa si Batak atau si Papua? Sepertinya masa itu sudah lewat.  Berhenti menghujat, berhenti mengeluh dan fokus pada kemampuan serta peluang yang ada akan memudahkan siapapun melangkah. Karena lebih realistis. Semangat itulah mungkin yang mendorong Rahmat jabaril dan Rumah Kreatif "Taboo" membangun "Kampung Wisata, Edukasi dan Industri Kreatif" yang mulai diluncurkan tanggal 28 Oktober 2011 bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda. "Kampung Wisata, Edukasi dan Industri Kreatif" terletak di jalan Dago Pojok Bandung. Lokasi yang mulai kumuh, khas pemukiman penduduk pribumi Bandung yang terimpit kaum urban dan budayanya. Tidak mau terseret arus, Rahmat Jabaril dan Rumah Kreatif "Taboo" mengumpulkan potensi  seni budaya Bandung, mengadakan latihan tiap minggu dan mengemasnya menjadi pesta seni budaya setiap 6 bulan sekali. Apa saja yang disajikan pada peluncuran perdana "Kampung Wisata, Edukasi dan Industri Kreatif" tersebut? Banyak diantaranya :

  • Berbagai Kesenian Tradisi Sunda
  • Performance Art
  • Teater
  • Mural terpanjang di Indonesia
  • Jajanan Kampung
  • Kerajinan karya warga permainan anak-anak jaman dulu

Acara dibuka Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda dengan menandatangani kertas daluang. Kertas tradisonal Indonesia yang terbuat dari kulit pohon saeh (Paper mulberry), nama lain dari Galugu (Jawa), Dhalubang(Madura). Diikuti beragam pertunjukkan kesenian asli Jawa Barat seperti angklung, karinding dan reog.  Pengunjung juga mendapat kesempatan dilukis oleh para seniman yang ada. Jajanan dan alat permainan "jaman kiwari"pun dapat dibeli dan dinikmati karena stand mereka berjejer sepanjang kampung wisata. Acara berlangsung hingga malam hari. Ingin berkunjung? Rahmat Jabaril berjanji akan memberi kabar 6 bulan lagi. Tunggu saja ^_^ **Maria Hardayanto** [caption id="attachment_144643" align="aligncenter" width="490" caption="Rahmat Jabaril dan Francis, aktivis heriteges dan ekspatriat yang tinggal di Dago Pojok (dok. Maria Hardayanto)"][/caption] [caption id="attachment_144649" align="aligncenter" width="490" caption="kertas daluang yang memuat tandatangan Wakil Walikota Bandung"][/caption] [caption id="attachment_144651" align="aligncenter" width="490" caption="anak-anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pembukaan Kampung Wisata Dago Pojok (deretan depan)"][/caption] [caption id="attachment_144655" align="aligncenter" width="576" caption="(dok. Maria Hardayanto)"][/caption] [caption id="attachment_144657" align="aligncenter" width="576" caption="dok. Maria Hardayanto"][/caption] [caption id="attachment_144660" align="aligncenter" width="534" caption="Rahmat Jabaril in action (dok. Nugraha Pelay)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline