Lihat ke Halaman Asli

Maria Fiorenza Ardhani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Dilan 1990: Kisah Anak SMA Dilanda Asmara

Diperbarui: 20 Februari 2023   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilan.. Oh Dilan.. (Dok. Pribadi)

"Jangan rindu. Berat. Kamu gak akan kuat, biar aku saja," kata Dilan kepada Milea. Itulah kutipan terkenal yang tertulis dalam novel Dilan 1990. Gombalan Dilan itu sempat menjadi bahan gombal yang dipakai laki-laki satu Indonesia untuk mendekati wanita. Hal itu menjadi tanda keberhasilan buku karya Pidi Baiq ini berhasil dikenal dan menempel pada otak orang banyak. Novel dengan genre romansa tahun 90-an ini, berhasil menggemparkan dunia per-novel-an Indonesia. Kisah asmara anak SMA berusia 17 tahun di kota Bandung, dilengkapi dengan drama geng motor. 

Memang kisahnya berlatar belakang tahun 90-an, namun Pidi Baiq bisa membuat buku ini relate dengan anak muda zaman sekarang. Buku terbitan 2016 ini membahas kisah cinta lelaki bernama Dilan yang mengincar anak baru asal Jakarta, Milea. Terdapat tiga rangkaian buku yang sifatnya saling melengkapi cerita, yaitu Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea. Dalam pembahasan kali ini, mari kita bedah isi buku Dilan 1990, dia adalah Dilanku tahun 1990. Buku pembuka dari trilogi kisah cinta ini, menceritakan tentang Dilan dari sudut pandang Milea. 

Kisah cinta anak SMA bukanlah kisah cinta yang sederhana, terdapat drama-drama pemancing keributan yang melanda hubungan dua sejoli ini. Buku dengan total 346 halaman ini diawali dengan kisah Milea yang didekati Dilan dengan cara meramal bahwa Dilan akan menemui dirinya di kantin. Disusul dengan upaya-upaya licik lainnya, seperti memberi hadiah TTS yang sudah diisi di hari ulang tahun Milea. Tak lupa ada juga kisah di warung Bi Eem, dan kisah papan pembatas kelas yang rubuh karena Dilan berusaha mengintip Milea di kelas sebelahnya. 

Anak SMA tahun 90-an juga tidak terlepas dari geng motor. Cerita Dilan sebagai ketua geng motor ini menjadi topik utama yang juga terus dibahas dalam buku ini. Menjadi pacar ketua geng motor tentu bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi sering dilakukan penyerangan secara tiba-tiba. Hampir putus! Hanya karena ketidaksukaan Milea terhadap keterlibatan Dilan di geng motor. Namun pada buku ini, kebanyakan dikisahkan hal yang romantis, tidak terlalu banyak hal menyedihkan yang dibahas. Hampir semuanya mengisahkan bagaimana indahnya jatuh cinta. 

Tidak hanya pembahasan mengenai sekolah, hebatnya buku ini juga mengangkat topik mengenai orangtua. Ketika kisah cinta itu dikenalkan kepada orangtua masing-masing pasangan, yang tentunya akan memberi dampak tersendiri. Terdapat juga kisah mengenai pertentangan dengan guru, teman, bahkan polisi. Novel terbitan Pastel Books ini merangkap semua kisah di SMA, membuat pembaca merasa mudah untuk memahami alur ceritanya.

"Rasanya kayak pembaca juga dilibatkan dalam novel ini, kayak jadi temannya Dilan Milea dan jadi saksi cinta mereka berdua," kata Alexandra Oktaviani, salah satu pembaca novel Dilan 1990. Buku ini identik dengan gambar ikoniknya yaitu ilustrasi laki-laki berseragam SMA bersandar pada motor yang keren pada masanya. Ditambah font Dilan yang khas dengan warna sampul biru lembut, membuat orang dengan mudah mengetahui buku ini. 

Keberhasilan novel Dilan 1990 ini ditandai dengan ceritanya yang ditayangkan di layar lebar dua tahun setelah terbitnya buku ini. Memang buku ini patut mendapat apresiasi lebih, tidak hanya meluluh soal cinta, namun banyak nilai hidup yang bisa dipetik. 

Mulai dari pentingnya menyeimbangkan cinta dengan pendidikan, kesetiaan dalam pertemanan, kekeluargaan, dan juga mengenai kebebasan yang perlu dipertanggungjawabkan. Bukan sekadar buku cinta, novel dengan 25 bab ini akan membawa pembacanya mengalami jatuh cinta lagi, entah untuk kesekian kalinya. Hati-hati! Kisah Dilan Milea bisa membuat pembaca senyum-senyum sendiri. Tidak percaya? Segera baca novel romantis ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline