Pekan ini adalah pekan sukacita bagi Indonesia, pasalnya hingga kini Indonesia berhasil meraih 39 medali emas, 33 perak dan 59 perunggu di ajang SEA Games 2023. Namun, kesuksesan itu tidak diikuti dengan selebrasi mewah maupun fasilitas ekstra untuk para atlet. Pengalungan medali untuk pemenang cabor jalan cepat 20 km misalnya.
Terlihat jelas selebrasi itu dilakukan dalam kondisi gelap gulita dengan hanya diterangi lampu mobil saja. Seriously? Inikah yang disebut ajang internasional? Saya paham kondisi cuaca yang sangat terik membuat perlombaan diundur hingga berimbas pada penobatan sang jawara yang terlampau malam. Tapi saya begitu tidak
habis pikir, kenapa Kamboja melakukan hal seperti ini?
Kalo alasannya karna lokasinya di tengah hutan, itu tidak masuk akal karena toh panitia bisa nyiapin tenda atau panggung dengan lighting yang lebih proper. Gak cuma itu aja, venue pertandingan basket pun tanpa AC, ruang ganti dan ruang tunggu!
Belum lagi kursi plastik ala hajatan kampung di ruang tunggu cabor lari dan insiden kamar bocor. Astaga, apalagi ini? Katanya, Kamboja sudah ngeluarin dana gede banget buat event ini, tapi kok malah begini ya?
Saya sangat malu melihatnya, bagaimana kalo sampai dipandang negatif sama negara lain? Kalo Kamboja tidak mampu menjadi tuan rumah, kenapa tidak dioper ke negara lain saja misalnya Indonesia, Singapore atau Thailand. Saya yakin 1000% di tangan mereka, SEA Games akan jauh-jauh lebih bagus daripada ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H